ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN
PENDIDIKAN
Disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
ILMU
PENDIDIKAN
Dosen
Pengampu : NISROKHA,S,PD,I,M,PD
Di Susun Oleh:
NOVIATUN MUAMALIYAH ( 3180007)
MUHAMAD ALI FIKRI
(3180001)
AULIA ROMADHONA (3180010)
NURAMILATUN (3180020)
SEKOLAH TINGGI
ILMU TARBIYAH
PEMALANG 2019
Jl. D.I.
Panjaitan Km. 3 Paduraksa Pemalang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala dengan segenap kenikmatan dan
karunia-Nya yang tak terhingga. Sholawat dan salam semoga tetap mengalir pada
junjungan umat manusia dan uswatun hasanah di jagad raya, beliau Nabi Muhammad
Sallallahu alaihi wasallam.
Kami menyadari
bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan baik isi maupun lainnya, untuk itu
kami mengharap kritik dan saran serta pesan dari pembaca.
Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat tersusun dengan tepat.
Harapan
penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penyusun menyadari bahwa di dalam
menyusun makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu, segala saran dan kritik dari pembaca sangat kami nantikan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semua kami
kembalikan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena memang hanya Dia-lah yang
mencipta, mengatur, dan menentukan segala sesuatu dengan sangat baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa
berbeda antara satu daerah dengan derah lain, sehingga banyak bermunculan
pemikiran-pemikiran yang di anggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan
kebutuhan yang di perlukan. Kerenanya, banyak teori yang di kemukakan para
pemikir yang bermuara pada munculnnya berbagai aliran pendidikan. Pemhaman
terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga
kependidikan dengan wawasan kesejarahan,yakni kemampuan memahsami kaitan antara
pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, sserta
perkiraan atau antisipasi masa datang
Aliran-aliraqn pendidikan telah di mulai sejak awal hidup manusia, karena
setiap kelompok manuasia selalu di harapkan dengan generasi muda keturunannya
yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.
B. Rumusan Masalah
1. Aliran
nativisme
2. Aliran
empirisme
3. Aliran
konvergensi
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari aliran-aliran pendidikan seperti aliran nativisme, aliran
empirisme, aliran konvergensi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. ALIRAN NATIVISME
Nativisme (aliran pembawaan) ini
di pelopori oleh schopenhauer. Aliran ini berkeyakinan bahwa anak yang baru
lahir membawa bakat, kesanggupan dan sifat-sifat tertentu. Dan inilah yang
aktif dan maha kuasa dalam pertumbuhan dan kemajuan. Pendidikan dan lingkungan
tidak berpengaruh sama sekali dan tidak berkuasa.[1]
Misalnya : seseorang pemuda
sekolah menengah mempunyai bakat musik, fikirannya, perasaanya dan kemauannya
serta seluruh pribadinya tertuju pada musik. Ia sanggup dengan penuh nikmat dan
gembira mendengarkan musik berjam-jam lamanya . ia selalu bermain biola atau
seruling dengan tidak bosan-bosannya , pekerjaan yang lain , sekolahnya, tidak
menarik hatinya, bahkan tidak dihiraukannya.
Orang tuanya selalu menasehati
dan kadang-kadang memarahinya. ia dipaksa belajar dan menghafal di rumah.orang tuanya mau
menjadikannya insinyur, sarjana teknik, dan dan selalu menengaskan bahwa musik
itu tidak akan bisa mencukupi nafkah hidupnya kelak.
Hannya karena kerasnya paksaan
orang tuanya dan bantuan dari gurunya ia terus menjalani sekolahnya,
tetapi baru saja ia lepas dari
kungkungan orang tuanya, lepas darei bimbingan gurunya, ia kembali kepada musik
dan mencurahkan hatinya, perasaanya, segala waktu dan tanaganya untuk musiknya
tersebut .
Tidaklah itu suatu bukti bahwa
pendidikan dan linkungan itu sekali-kali tidak berkuasa ? Kata aliran
nativisme.
Sehubungan dengan hal ini maka
timbullah aliran yang di sebut aliran Naturalisme. Aliran ini mengikuti adanya
pembawaan, tetapi juga adannya milieu (lingkungan). Maka dalam hal ini terdapat
2 pandangan yaitu berlainan, sehingga menimbulkan 2 golongan besar yaitu :
1)
Golongan yang di pimpin oleh
rousseau. Ia mengatakan bahwa manusia itu pada dasarnya baik. Manusia lahir di
duia ini adalah membawa benih-benih yang serba baik. Jadi kalau ada manusia
yangt jahat, itu bukan karena benihnya, tetapi di kembangkansetelah lahir.
Artinya Setelah ia hidup bermasyarakat dan setelah terpengaruh oleh lingkungan
dan kebudayaan.
2)
Golongan yang di pimpin oleh
mensius golongan ini mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu adalah jahat.
Ia menjadi manusia yang baik karena ia bergaul dengan masyarakat. Jadi manusia
itu menjadi baik bukan karena dasarnya, tetapi karena ia hidup bermasyarakat.
Hukuman yang seberat-beratnya
supaya manusia berbuat jahat, beri saja hukuman yang seberat-beratnya supaya
jera dan menjadi manusia yang baik. Demikian kata machailli, yang kemudian
diikuti olehmosolini seorang diktator jerman.
2.
ALIRAN EMPIRISME
Yaitu suatu aliran yang
menganggap bahwa manusia itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya
semata-mata di tentukan oleh dunia luar. Sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam
(faktor keturunan) dianggapnya tidak ada. [2]
Misalnya : suatu keluarga yang
kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat di berikan dan
guru-guru yang ahli di datangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada
anak itu tidak ada.
Sadar atau tidak sadar, kenal
atau tidak dengan teori nativisme, orang-orang dalam masyarakat indonesia
selalu berbuat demikian itu.
Karena cita-citanya, karena
ingin melihat anaknya menjadi guru umpamnya, anaknya di paksa tumbuh kearah
tujuan itu dengan tidak menghiraukan bakat, pembawaan serta cita-cita anakmitu
sendiri.
Apa akibatnya..?
Hidup sehari-hari penuh konflik
(pertentangan), pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya mungkin sekali
mengecewakan dan merugikan. Orang tua tidak mencapai tujuannya, dan anak tidak
sampai menjadi apa yang dicita-citakannya. Kenyataan-kenyataan dan
contoh-contoh seperti itu cukup banyak dalam masyarakat. Bagi para bapak dan
ibu bangsa indonesia kiranya hal itu menjadi perhatian dan peringatan.
Bertentangan dengan itu ,maka
ahli-ahli empirisme mengatakan: pendidikan dan lingkunganlahyang maha kuasa,
yang menentukan hasil pertumbuhan dan kemajuan.
Untuk memebnarkan teori itu
mereka memberikan contoh sebagai berikut:
Ada dua orang anak kembar. Asal
jadinya dari anak bibit di rahim ibu. Mereka di anggap mempunyai bakat,
kesanggupan dan sifat-sifat yang sama.
Kemudian keduanya di pisahkan
semenjak lahirnya. Yang seorang di besarkan dalam lingkungan desa, di didik
pleh keluarga petani. Yang seorang di besarkan dalam lingkungan kota, di didik
oleh keluarga hartawan dan sekolah moderen di kota. Ternyata,bahwa pertumbuhan
mereka tidak sama. Bahwa hasil kemajuan bakat dan kesanggupanmereka itu yang
asalnya sama, ternyata hasilnya tidak sama. Yang seseorang menjadi guru, yang
sesorang lagi menjadi saudagar.
Apakah yang menyebabkan
perbedaan itu ? tidak lain adalah karena didikan dan lingkungan yang yang
berbeda tadi.
3.
Aliran konvergensi
Teori yang di akui dan di
pegangi oleh umum ialah teori konvergensi. Teori ini merupakan kompromi atau
kombinasi dari pada nativisme dan empirisme tersebut, ia mengatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan manusia itu adalah tergantung pada dua faktor
yaitu:[3]
·
Faktor bakat atau pembawaan
·
Faktor lingkunganm pengalaman /
pendidikan
Inilah yang di sebut teori
konvergensi. (convergentie = penyatuan hasil,kerjasma mencapai suatu hasil) ;
konvergeren = menuju atau berkumpul pada suatu titik pertemuan ).
Wiliam stren, pelopor aliran ini
mengatakan: “ kemungkinan-kemungkinan yang
di bawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib depan denga ruangan permainan.
Dalam rungan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya.
Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong, tetepi bukanlah ia yang menyebabkan
pertumbuhan itu, karena ini datangnya dari dalam yangt mengundang dasar
keaktifan dan tenaga pendorong”
Sebagai contoh: anak-anak dalam
tahun pertama belajar mengoceh, kemudian baru bercakap-cakap.
Dorongan dan bakat untuk itu
tidak ada. Ia meniru suara-suara yang di dengarnya dari ibunya dan dari
orang-orang sekitarnya., ia meniru dan mendengarkan kata-kata yang di ucapakan
kepdanya.
Bakat dan dorongan itu tidak
dapat berkembang, jika tidak ada bantuan dari luar yang membuatnya.dalam hal
inu jika tidak ada suara-suara atau kata-kata yang di dengrnya, tidak mungkin
anak tersebut dapat bercakap-cakap.
Teori ini di gambarkan sebagi
berikut:
Bakat, dorongan hasil,
tujuan,pengalaman, lingkungan, pendidikan,
Perlu di ketahui, bahwa teori
ini ternyata mempunyai dasar yang kuat dari pada teori-teori yang lain. Karena
dalam kenyataanya kedua faktor itu memang tidak bisa di abaikan.
Namun demikian, aliran ini toh
juga mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu: bahwa stren tidak dapat menenrangkan
berapakah perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut.
Sampai psekarangpun pengaruh
dari kedua faktor itu belum bisa di tetapkan. Meskipun demikan aliran ini sudah
merupakan suatu kemajuan yang istimewa.
Kemungkinan pada manusia baru
bisa berkembang bila ia bergaul dengan masyarakat. Artinya, kalau lingkungan
tidak memebantu perkembangan tiap-tiap potensi yang ada, maka potensi-potensi
itu tidak mungkin juga berkembang.
Misalnya: seseorang mempunyai benih penyayi, tetapi ia lahir dan di
besarkan di kalangan kiyai maka tidak mungkin benih itu berkembang. Sebagaimana
jagung yang tumbuh diatas batu yang
kering tidak ia bisa subur.
Tetapi walaupun begitu, pengaruh
sekitarnya juga ada batas-batasanya meskipun lingkungan memberi kemungkinan
sampai bagaimanapun juga, tetapi potensi tidak ada, maka tidak mungkin juga
bisa berkembang. Misalnya : orang
mempunyai kemampuan rendah, walaupun diajar oleh s esorang profesor, tidak
mungkin berhasil baik.
Jadi jelas bahwa pengaruh
sekitar itu benar-benar terbatas dan karena pengaruh itu pulalah yang
menyebabkan manusia itu beramacam-macam jadinya.
Teori nasib – Taqdir :
Setelah kita ketahui tiga teori
tersebut di atas, perlu kita tambahkan suatu teori yang di sebut dengan teori
yang di sebut dengan teori nasib taqdir.[4]
Teori
ini mengtakan: walupun bakat dan kesanggupannya ada, didikan dan lingkungan
sempurna, seseorang anak tidak dapat mencapai apa yang di cita-citakan, jika
nasibnya tidak ada, atau tuhan yang maha kuasa belum mentakdirkan atau belum
mengizinkan. Contoh-contoh dalam masyarakat untuk membenarkan teori ini
mosalnya:
a)
Seseorang mahasiswa yang hampir
mencapai gelar sarjana tiba-tiba ia skit keras lalu mati. Sehingga ia gagal
dalam setudinya, tuhan belum mentakdirkannya.
b)
Sesorang saudagar yang akan
menerima keuntungan besar, tiba-tiba mendapat halangan. Sehingga keuntungan itu
terbang melayang.” Belum menjadi rezinya,” kata orang.
c)
Petani yang mengharapakan sangat
hasil sawahnya yang sudah menguning. Tiba-tiba banjir besar datang dan merussk
tanaman merka. Dan kemungkinan sekali kemalangan nasib itu akan mempengaruhi
jiwanya.
Faham yang dia nggap dapat
mengatasi keberatan-keberatan itu ialah faham konvergensi, yang di rumuskan
pertama kali oleh wiliam stren.
Faham yang konvergensi
berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu ,baik dasar/bakat maupun
lingkungan, kedua-duanya memaimkan peranan penting.
Bakat yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan, maka kemungkinan itu akan menjadi kenyataan. Akan
tetapi boleh saja tanpa pengaruh lingkungan yang sesui dengan kerbutuhan, makan
tidak mungkin akan menjadi kemyataan. Misalnya: anak mempunyai potensi untuk
bisa berdiri di atas kedua kakinya.
Tetapi karena ia diasuh oleh
serigala misalnya, maka ttidak mumgkin bisa besdiri dengan kedua kakinya,
melainkan merangkak seperti serigala.
Sebaiknya, pengaruh, lingkungan
saja juga yang tidak cukup, misalnya: walaupun fasilitas di sediakan dengan
sebaik-baiknya, tidak selalu dapat di pastikan bahwa nak itu akan berkembang
menjadi manusia seperti yang dicita-citakan, banyak guru-guru berkeluh kesah
tenyang muridnya, kendatipun segala macam usaha telah di lakukan dan fasilitas
telah di sediakan secukupnya.
Sampai disini ternyatalah, bahwa
konsepsi konvergensi adalah yang paling tepat. Dewasa ini ahli-ahli yang
mengikut konsepsi nativisis ataupun empirisme secara konsekwen boleh di katakan
tidak ada. Para ahli dewasa ini umumnya mengikuti konsepsi konvergensi dengan
variasi yang bermacam-macam. Ada yang menitik, beratkan pada lingkungan,
seperti aliran individualpsychologie yang di pelopori oleh ADLLER. Aliran ini
maupun lingkungan kedua-duanya bergerak..Namun Dalam prateknya lingkunganlah
yang menonjol.
Taman siswa yangt menjadi
pelopor dalam pendidikan kita. Juga mengikuti konsepsi konvergensi ini, seperti
ternyata dalam primsip YRICON dan semboyan TUT WURI HANDAYANI.
BAB III
KESIMPULAN
Bahwa perkembangan manusia dalam
hidup masyarakat itu tergantung kepada pembawaan, sehingga pengaruh dunia
sekitar sedikit sekali. Orang akan menjadi ahli agama, pelikis guru, dan
lain-lainnya itu semata-mata karena pembawaan, karena lingkungan/pendidikan,
Bahwa didikan dan lingkungan itu
adalah maha kuasa, “ siapakah yang tidak mengakui, bahwa pendidikan dan
lingkungan berkuasa? “ kata empirisme
Manusia menjadi sombong egoistis , dan sebagainya itu
semuanya bukanlah karena pembawaanya, tetapi karena pengaruh sekiitar.
Pelopor aliran ini adalah: john
locke, dengan teorinya tebularasa.
Bahwa konsepsi nativistis maupun
konsepsi empiritis kedua-keduanya tidak tahan uji adapun kelemahan pokoknya
ialah sifatnya yang eksklusif, ekstrim dan berat sebelah..
DAFTAR PUSTAKA
Soegarda Poerbakawatja, Prof,,
R., dan Quljat, prof., 1962, Aliran-aliran
baru Dalam pendidikan dan pengajaran, jakarta, Ganaco NV.
Soemadi Soerjabrata, 1983, Psikologi
Pendidikan, Yogyakarta, Rake Press.
Suryosubroto, Drs., B., 1983 Beberapa
Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, jakarta, PT, Nina Aksara.
Sutari imam Barnadib, Dr., 1984,
pengantar ilmu pendidikan siatematis, Yogyakarta,FIP, -IKIP.
Suswarno, Drs., 1982, pengantar
ilmu pendidikan, jakarta, Aksara Baru.
Sumidi Adisasmit o, 1960, pegangan
guru I dan II, UP INDONESIA NV. Harapan Musa.
Team dosen FKIP UNS, 1984,
Dasar-Dasar Pendidikan, Surakarta, Universitas Sebelas Maret.
Team dosen FIP IKIP Malang 1980,
Pengantar Dasar-DasarK ependidikan, surabya, Usaha Nasional.
[1] Drs. H. Abu ahmadi, ilmu pendidikan, jakarta: pt rineka cipta,
1991, hlm: 291
[2] Ibid, hlm: 293
[3] Ibid, hlm: 294
[4] Ibid, hlm: 296
PDF DAPAT DIUNDUH DISINI
If you're trying to burn fat then you certainly have to jump on this brand new custom keto diet.
BalasHapusTo create this keto diet service, licensed nutritionists, fitness couches, and top chefs have joined together to develop keto meal plans that are useful, convenient, money-efficient, and delicious.
From their launch in January 2019, thousands of individuals have already transformed their figure and health with the benefits a professional keto diet can give.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto diet.