ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN


MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
                                                 
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
ILMU PENDIDIKAN
                                       Dosen Pengampu :  NISROKHA,S,PD,I,M,PD     









Di Susun Oleh:
NOVIATUN MUAMALIYAH                ( 3180007)
MUHAMAD ALI FIKRI                         (3180001)
AULIA ROMADHONA                         (3180010)
NURAMILATUN                                  (3180020)                     
                                                                                                                                                      
 

                  
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PEMALANG 2019
Jl. D.I. Panjaitan Km. 3 Paduraksa Pemalang
Telp. 0284-323741, fax 0284-323113, E-mail : stitpemalang@yahoo.co.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala dengan segenap kenikmatan dan karunia-Nya yang tak terhingga. Sholawat dan salam semoga tetap mengalir pada junjungan umat manusia dan uswatun hasanah di jagad raya, beliau Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan baik isi maupun lainnya, untuk itu kami mengharap kritik dan saran serta pesan dari pembaca.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat tersusun dengan tepat.
Harapan penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penyusun menyadari bahwa di dalam menyusun makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, segala saran dan kritik dari pembaca sangat kami nantikan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semua kami kembalikan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena memang hanya Dia-lah yang mencipta, mengatur, dan menentukan segala sesuatu dengan sangat baik.



















BAB I

   PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan derah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yang di anggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang di perlukan. Kerenanya, banyak teori yang di kemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnnya berbagai aliran pendidikan. Pemhaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan,yakni kemampuan memahsami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, sserta perkiraan atau antisipasi masa datang
Aliran-aliraqn pendidikan telah di mulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manuasia selalu di harapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.

B.     Rumusan Masalah

1.       Aliran nativisme
2.       Aliran empirisme
3.       Aliran konvergensi      

C.      Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari aliran-aliran pendidikan seperti aliran nativisme, aliran empirisme, aliran konvergensi.






BAB II

PEMBAHASAN

1.     ALIRAN NATIVISME

Nativisme (aliran pembawaan) ini di pelopori oleh schopenhauer. Aliran ini berkeyakinan bahwa anak yang baru lahir membawa bakat, kesanggupan dan sifat-sifat tertentu. Dan inilah yang aktif dan maha kuasa dalam pertumbuhan dan kemajuan. Pendidikan dan lingkungan tidak berpengaruh sama sekali dan tidak berkuasa.[1]

Misalnya : seseorang pemuda sekolah menengah mempunyai bakat musik, fikirannya, perasaanya dan kemauannya serta seluruh pribadinya tertuju pada musik. Ia sanggup dengan penuh nikmat dan gembira mendengarkan musik berjam-jam lamanya . ia selalu bermain biola atau seruling dengan tidak bosan-bosannya , pekerjaan yang lain , sekolahnya, tidak menarik hatinya, bahkan tidak dihiraukannya.

Orang tuanya selalu menasehati dan kadang-kadang memarahinya. ia dipaksa belajar  dan menghafal di rumah.orang tuanya mau menjadikannya insinyur, sarjana teknik, dan dan selalu menengaskan bahwa musik itu tidak akan bisa mencukupi nafkah hidupnya kelak.

Hannya karena kerasnya paksaan orang tuanya dan bantuan dari gurunya ia terus menjalani sekolahnya, tetapi  baru saja ia lepas dari kungkungan orang tuanya, lepas darei bimbingan gurunya, ia kembali kepada musik dan mencurahkan hatinya, perasaanya, segala waktu dan tanaganya untuk musiknya tersebut .

Tidaklah itu suatu bukti bahwa pendidikan dan linkungan itu sekali-kali tidak berkuasa ? Kata aliran nativisme.

Sehubungan dengan hal ini maka timbullah aliran yang di sebut aliran Naturalisme. Aliran ini mengikuti adanya pembawaan, tetapi juga adannya milieu (lingkungan). Maka dalam hal ini terdapat 2 pandangan yaitu berlainan, sehingga menimbulkan 2 golongan besar yaitu :

1)     Golongan yang di pimpin oleh rousseau. Ia mengatakan bahwa manusia itu pada dasarnya baik. Manusia lahir di duia ini adalah membawa benih-benih yang serba baik. Jadi kalau ada manusia yangt jahat, itu bukan karena benihnya, tetapi di kembangkansetelah lahir. Artinya Setelah ia hidup bermasyarakat dan setelah terpengaruh oleh lingkungan dan kebudayaan.

2)     Golongan yang di pimpin oleh mensius golongan ini mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu adalah jahat. Ia menjadi manusia yang baik karena ia bergaul dengan masyarakat. Jadi manusia itu menjadi baik bukan karena dasarnya, tetapi karena ia hidup bermasyarakat.

Hukuman yang seberat-beratnya supaya manusia berbuat jahat, beri saja hukuman yang seberat-beratnya supaya jera dan menjadi manusia yang baik. Demikian kata machailli, yang kemudian diikuti olehmosolini seorang diktator jerman.

2.     ALIRAN EMPIRISME

Yaitu suatu aliran yang menganggap bahwa manusia itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya semata-mata di tentukan oleh dunia luar. Sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam (faktor keturunan) dianggapnya tidak ada. [2]

Misalnya : suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat di berikan dan guru-guru yang ahli di datangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada.

Sadar atau tidak sadar, kenal atau tidak dengan teori nativisme, orang-orang dalam masyarakat indonesia selalu berbuat demikian itu.

Karena cita-citanya, karena ingin melihat anaknya menjadi guru umpamnya, anaknya di paksa tumbuh kearah tujuan itu dengan tidak menghiraukan bakat, pembawaan serta cita-cita anakmitu sendiri.

Apa akibatnya..?

Hidup sehari-hari penuh konflik (pertentangan), pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya mungkin sekali mengecewakan dan merugikan. Orang tua tidak mencapai tujuannya, dan anak tidak sampai menjadi apa yang dicita-citakannya. Kenyataan-kenyataan dan contoh-contoh seperti itu cukup banyak dalam masyarakat. Bagi para bapak dan ibu bangsa indonesia kiranya hal itu menjadi perhatian dan peringatan.

Bertentangan dengan itu ,maka ahli-ahli empirisme mengatakan: pendidikan dan lingkunganlahyang maha kuasa, yang menentukan hasil pertumbuhan dan kemajuan.

Untuk memebnarkan teori itu mereka memberikan contoh sebagai berikut:

Ada dua orang anak kembar. Asal jadinya dari anak bibit di rahim ibu. Mereka di anggap mempunyai bakat, kesanggupan dan sifat-sifat yang sama.

Kemudian keduanya di pisahkan semenjak lahirnya. Yang seorang di besarkan dalam lingkungan desa, di didik pleh keluarga petani. Yang seorang di besarkan dalam lingkungan kota, di didik oleh keluarga hartawan dan sekolah moderen di kota. Ternyata,bahwa pertumbuhan mereka tidak sama. Bahwa hasil kemajuan bakat dan kesanggupanmereka itu yang asalnya sama, ternyata hasilnya tidak sama. Yang seseorang menjadi guru, yang sesorang lagi menjadi saudagar.

Apakah yang menyebabkan perbedaan itu ? tidak lain adalah karena didikan dan lingkungan yang yang berbeda  tadi.

3.     Aliran konvergensi

Teori yang di akui dan di pegangi oleh umum ialah teori konvergensi. Teori ini merupakan kompromi atau kombinasi dari pada nativisme dan empirisme tersebut, ia mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia itu adalah tergantung pada dua faktor yaitu:[3]

·         Faktor bakat atau pembawaan

·         Faktor lingkunganm pengalaman / pendidikan

Inilah yang di sebut teori konvergensi. (convergentie = penyatuan hasil,kerjasma mencapai suatu hasil) ; konvergeren = menuju atau berkumpul pada suatu titik pertemuan ).

Wiliam stren, pelopor aliran ini mengatakan:  “ kemungkinan-kemungkinan yang di bawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib depan denga ruangan permainan. Dalam rungan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong, tetepi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan itu, karena ini datangnya dari dalam yangt mengundang dasar keaktifan dan tenaga pendorong”

Sebagai contoh: anak-anak dalam tahun pertama belajar mengoceh, kemudian baru bercakap-cakap.

Dorongan dan bakat untuk itu tidak ada. Ia meniru suara-suara yang di dengarnya dari ibunya dan dari orang-orang sekitarnya., ia meniru dan mendengarkan kata-kata yang di ucapakan kepdanya.

Bakat dan dorongan itu tidak dapat berkembang, jika tidak ada bantuan dari luar yang membuatnya.dalam hal inu jika tidak ada suara-suara atau kata-kata yang di dengrnya, tidak mungkin anak tersebut dapat bercakap-cakap.

Teori ini di gambarkan sebagi berikut:

Bakat, dorongan hasil, tujuan,pengalaman, lingkungan, pendidikan,

Perlu di ketahui, bahwa teori ini ternyata mempunyai dasar yang kuat dari pada teori-teori yang lain. Karena dalam kenyataanya kedua faktor itu memang tidak bisa di abaikan.

Namun demikian, aliran ini toh juga mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu: bahwa stren tidak dapat menenrangkan berapakah perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut.

Sampai psekarangpun pengaruh dari kedua faktor itu belum bisa di tetapkan. Meskipun demikan aliran ini sudah merupakan suatu kemajuan yang istimewa.

Kemungkinan pada manusia baru bisa berkembang bila ia bergaul dengan masyarakat. Artinya, kalau lingkungan tidak memebantu perkembangan tiap-tiap potensi yang ada, maka potensi-potensi itu tidak mungkin juga berkembang.  Misalnya: seseorang mempunyai benih penyayi, tetapi ia lahir dan di besarkan di kalangan kiyai maka tidak mungkin benih itu berkembang. Sebagaimana jagung yang tumbuh  diatas batu yang kering tidak ia bisa subur.

Tetapi walaupun begitu, pengaruh sekitarnya juga ada batas-batasanya meskipun lingkungan memberi kemungkinan sampai bagaimanapun juga, tetapi potensi tidak ada, maka tidak mungkin juga bisa berkembang. Misalnya  : orang mempunyai kemampuan rendah, walaupun diajar oleh s esorang profesor, tidak mungkin berhasil baik. 

Jadi jelas bahwa pengaruh sekitar itu benar-benar terbatas dan karena pengaruh itu pulalah yang menyebabkan manusia itu beramacam-macam jadinya.

                       

 

 

 

Teori nasib – Taqdir :

Setelah kita ketahui tiga teori tersebut di atas, perlu kita tambahkan suatu teori yang di sebut dengan teori yang di sebut dengan teori nasib taqdir.[4]

               Teori ini mengtakan: walupun bakat dan kesanggupannya ada, didikan dan lingkungan sempurna, seseorang anak tidak dapat mencapai apa yang di cita-citakan, jika nasibnya tidak ada, atau tuhan yang maha kuasa belum mentakdirkan atau belum mengizinkan. Contoh-contoh dalam masyarakat untuk membenarkan teori ini mosalnya:

a)     Seseorang mahasiswa yang hampir mencapai gelar sarjana tiba-tiba ia skit keras lalu mati. Sehingga ia gagal dalam setudinya, tuhan belum mentakdirkannya.

b)     Sesorang saudagar yang akan menerima keuntungan besar, tiba-tiba mendapat halangan. Sehingga keuntungan itu terbang melayang.” Belum menjadi rezinya,” kata orang.

c)      Petani yang mengharapakan sangat hasil sawahnya yang sudah menguning. Tiba-tiba banjir besar datang dan merussk tanaman merka. Dan kemungkinan sekali kemalangan nasib itu akan mempengaruhi jiwanya.

Faham yang dia nggap dapat mengatasi keberatan-keberatan itu ialah faham konvergensi, yang di rumuskan pertama kali oleh wiliam stren.

Faham yang konvergensi berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu ,baik dasar/bakat maupun lingkungan, kedua-duanya memaimkan peranan penting.

Bakat  yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan, maka kemungkinan itu akan menjadi kenyataan. Akan tetapi boleh saja tanpa pengaruh lingkungan yang sesui dengan kerbutuhan, makan tidak mungkin akan menjadi kemyataan. Misalnya: anak mempunyai potensi untuk bisa berdiri di atas kedua kakinya.

Tetapi karena ia diasuh oleh serigala misalnya, maka ttidak mumgkin bisa besdiri dengan kedua kakinya, melainkan merangkak seperti serigala.

Sebaiknya, pengaruh, lingkungan saja juga yang tidak cukup, misalnya: walaupun fasilitas di sediakan dengan sebaik-baiknya, tidak selalu dapat di pastikan bahwa nak itu akan berkembang menjadi manusia seperti yang dicita-citakan, banyak guru-guru berkeluh kesah tenyang muridnya, kendatipun segala macam usaha telah di lakukan dan fasilitas telah di sediakan secukupnya.

Sampai disini ternyatalah, bahwa konsepsi konvergensi adalah yang paling tepat. Dewasa ini ahli-ahli yang mengikut konsepsi nativisis ataupun empirisme secara konsekwen boleh di katakan tidak ada. Para ahli dewasa ini umumnya mengikuti konsepsi konvergensi dengan variasi yang bermacam-macam. Ada yang menitik, beratkan pada lingkungan, seperti aliran individualpsychologie yang di pelopori oleh ADLLER. Aliran ini maupun lingkungan kedua-duanya bergerak..Namun Dalam prateknya lingkunganlah yang menonjol.

Taman siswa yangt menjadi pelopor dalam pendidikan kita. Juga mengikuti konsepsi konvergensi ini, seperti ternyata dalam primsip YRICON dan semboyan TUT WURI HANDAYANI.

 

BAB III

KESIMPULAN

Bahwa perkembangan manusia dalam hidup masyarakat itu tergantung kepada pembawaan, sehingga pengaruh dunia sekitar sedikit sekali. Orang akan menjadi ahli agama, pelikis guru, dan lain-lainnya itu semata-mata karena pembawaan, karena lingkungan/pendidikan,

Bahwa didikan dan lingkungan itu adalah maha kuasa, “ siapakah yang tidak mengakui, bahwa pendidikan dan lingkungan berkuasa? “  kata empirisme

Manusia  menjadi sombong egoistis , dan sebagainya itu semuanya bukanlah karena pembawaanya, tetapi karena pengaruh sekiitar.

Pelopor aliran ini adalah: john locke,  dengan teorinya tebularasa.

Bahwa konsepsi nativistis maupun konsepsi empiritis kedua-keduanya tidak tahan uji adapun kelemahan pokoknya ialah sifatnya yang eksklusif, ekstrim dan berat sebelah..

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Soegarda Poerbakawatja, Prof,, R., dan Quljat, prof., 1962, Aliran-aliran  baru Dalam pendidikan dan pengajaran, jakarta, Ganaco NV.

Soemadi Soerjabrata, 1983, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Rake Press.

Suryosubroto, Drs., B., 1983 Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, jakarta, PT, Nina Aksara.

Sutari imam Barnadib, Dr., 1984, pengantar ilmu pendidikan siatematis, Yogyakarta,FIP, -IKIP.

Suswarno, Drs., 1982, pengantar ilmu pendidikan, jakarta, Aksara Baru.

Sumidi Adisasmit o, 1960, pegangan guru I dan II, UP INDONESIA NV. Harapan Musa.

Team dosen FKIP UNS, 1984, Dasar-Dasar Pendidikan, Surakarta, Universitas Sebelas Maret.

Team dosen FIP IKIP Malang 1980, Pengantar Dasar-DasarK ependidikan, surabya, Usaha Nasional.

 

                                             

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Drs. H. Abu ahmadi, ilmu pendidikan, jakarta: pt rineka cipta, 1991, hlm: 291
[2] Ibid, hlm: 293
[3] Ibid, hlm: 294
[4] Ibid, hlm: 296




PDF DAPAT DIUNDUH DISINI

Komentar

  1. If you're trying to burn fat then you certainly have to jump on this brand new custom keto diet.

    To create this keto diet service, licensed nutritionists, fitness couches, and top chefs have joined together to develop keto meal plans that are useful, convenient, money-efficient, and delicious.

    From their launch in January 2019, thousands of individuals have already transformed their figure and health with the benefits a professional keto diet can give.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto diet.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pertunjukan Musik

KEWIBAWAAN (GEZAG) DALAM PENDIDIKAN

DASAR, ASAS, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN