ISI METODE DAN ALAT-ALAT PENDIDIKAN
MAKALAH
ISI, METODE, DAN ALAT-ALAT PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi nilai tugas
Mata Kuliah
: Ilmu Pendidikan
Dosen
Pengampu : Nisrokha, S.Pd.I, M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Dian Umarullah (3180043)
2. Fina Uktifiyana (3180017)
3. Rizqi Aulatul Ja’ah (3180003)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
Jl. DI Panjaitan KM 3, Paduraksa, Kec. Pemalang, Kabupaten
Pemalang, Jawa Tengah 52319
BAB I
PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur
kita panjatkan kerpada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat
sehat kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah Mata Kuliah
Ilmu Pendidikan dengan tema “ Isi, Metode dan Alat-Alat Pendidikan.”
Shalawat dan
salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW, semoga kita termasuk
golongan umat yang mendapatkan barokah ilmunya di dunia dan syafa’atnya kelak
di akhirat.
Makalah
dengan tema “Isi, Metode dan alat-alat Pendidikan” ini akan membahas hal-hal
sebagai berikut :
1. Pengetahuan dasar mengenai alat-alat pendidikan.
2. Pembiasaan sebagai alat pendidikan.
3. Pengawasan dalam penerapan alat pendidikan.
4. Perintah sebagai alat pendidikan.
5. Larangan sebagai alat pendidikan.
6. Ganjaran dalam penerapan alat pendidikan.
7. Hukuman dalam penerapan alat pendidikan.
Semoga
makalah yang jauh dari kata sempurna ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Demikian
makalah ini penulis buat dengan semestinya, kurang lebihnya mohon maklum
adanya.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Pemalang, 22
Maret 2019
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alat Pendidikan
Alat Pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat kondisi-kondisi
yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat pendidikan itu
telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan perbuatan dan
situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan pendidikan.[1]
Atau dapat dikatakan, alat pendidikan yaitu jika kalau dengannya,
pendidik melakukan pekerjaan mendidik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan.
Pendidikan dalam menggunakan alat pendidikan, sudah ditentukan
adanya cita-cita yang ingin dicapai, dan sudah pula ada tujuan tertentu untuk
mempengaruhi anak didik.
Misalnya, madrasah, gereja, dan sebagainya, merupakan alat
pendidikan untuk keagamaan. Karena dalam kemadrasahan atau kegerejaan tadi,
secara formil diberikan pendidikan keagamaan.
Jadi sesuatu hal itu apakah merupakan komponen/faktor pendidikan
atau alat pendidikan, tergantung situasi atau tujuan yang ingin dicapai.
Perlu diketahui bahwa alat pendidikan ialah suatu tindakan atau
perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan.
Adapun pembagian alat pendidikan menurut Drs. Suwarno dapat
dibedakan dari bermacam-macam segi sebagai berikut :[2]
1. Alat pendidikan positif dan yang negatif.
a. Positif yaitu ditunjukkan agar anak mengerjakan sesuatu yang baik,
misalnya : contoh yang baik pembiasaan, perintah, pujian, dan ganjaran.
b. Negatif jika tujuannya menjaga supaya anak didik jangan
mengerjakan sesuatu yang buruk, misalnya larangan, celaan, peringatan, ancaman
dan hukuman.
2. Alat pendidikan preventif dan korektif
a. Preventif, jika maksudnya mencegah anak sebelum ia berbuat sesuatu
yang tidak baik, misalnya pembiasaan perintah, pujian dan ganjaran.
b. Korektif jika maksudnya memperbaiki karena anak telahmelanggar
ketertiban atau berbuat sesuatu yang buruk, misalnya celaan, anacaman dan
hukuman.
3. Alat pendidikan yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
a. Yang menyenangkan yaitu menimbulkan perasaan senang pada
anak-anak, misalnya ganjaran dan pujian.
b. Yang tidak menyenangkan maksudnya yang menimbulkan perasaan tidak
senang pada anak-anak, misalnya hukuman dan celaan.
Mengenai alat-alat pendidikan Drs. Amien Daien Indrakusuma
membedakan alat –alat pendidikan kedalam dua golongan, yaitu :[3]
a. Alat pendidikan preventif
Ialah alat-alat pendidikan yang bersifat
pencegahan yaitu untuk mencegah masuknya pengaruh-pengaruh buruk dari luar
kedalam diri si anak didik.
Jenis
alat-alat pendidikam preventif yang abstrak seperti tata tertib, anjuran,
larangan, perintah, disiplin dan semisalnya.
b. Alat pendidikan represif
Represif
artinya bersifat menindas. Hal-hal yang ditindas disini adalah sifat-sifat
negatif yang intregited dengan diri anak didik, seperti sifat malas, murung,
minder dan sebagainya.
Adapun yang
termasuk alat-alat pendidikan represif antara lain pemberitahuan, teguran,
peringatan, hukuman, ganjaran dengan cara bijaksana.
Dalam pemakaian alat-alat pendidikan harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :[4]
a. Tujuan pendidikan.
b. Jenis alat pendidikan.
c. Pendidik yang memakai alat pendidikan.
d. Anak didik yang dikenai alat pendidikan.
Jenis-jenis alat pendidikan dapat dikategorikan menjadi sebagai berikut :[5]
1. Alat pendidikan pendahuluan
Adalah alat
pendidikan yang diterapkan/digunakan bagi anak didik yang telah mengerti dan
menginsyafi akan arti kewibawaan, dan terdiri dari :
a.
Keteraturan.
b.
Kebersihan.
c.
Ketenangan.
d.
Pembiasaan.
2. Alat pendidikan yang sebenarnya
Secara
fenomena logis alat pendidikan ini dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu :
a. Memberi perlindungan.
b. Verstandhouding (Mudah dimengerti).
c. Kesamaan arah dalam berbuat dan berpikir.
d. Merasa hidup bersama dan merasa ada perpaduan.
e. Pembentukan kemauan.
B. Pembiasaan
Pembiasaan merupakan contoh dari jenis alat-alat pendidikan yang
tergolong kedalam alat pendidikan pendahuluan.
Pembiasaan sendiri artinya memberi kesempatan kepada anak akan
kesibukan dalam lapangan indra dan motorik, dan kesempatan untuk bergaul dengan
sesamanya.[6]
Pembiasaan sangat dibutuhkan karena anak-anak harus dilatih dengan
kebiasaan-kebiasaan dan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti makan dan tidur
tepat waktu.
Anak-anak dapat menurut dan taat kepada peraturan-peraturan yang
ada dengan jalan membiasakannya dengan perbuatan-perbuatan yang baik didalam
keluarga, disekolah, dilingkungan tempat tinggal maupun ditempat lainnya.
Syarat-syarat pembiasaan antara lain :[7]
a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, sebelumanak itu
mempunyai kebiasaan yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan.
b. Pembiasaan itu hendaknya terus menerus (berulang-ulang),
dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang
otomatis. Untuk itu dibutuhkan pengawasan.
c. Pendidikan hendaknya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh
terhadap pendirian yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan untuk
melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu.
d. Pembiasaan yang mula-mula mekanistis itu harus makin menjadi
pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.
C. Pengawasan
Pengawasan sangat dibutuhkan dalam hal penerapan pembiasaan yang
baik. Pengawasan sangat penting sekali dalam kegiatan mendidik anak. Tanpa
pengawasan sama saja membiarkan anak bertindak sekehendaknya, sehingga anak
tidak akan dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk,
tidak mengetahui mana yang seharusnya dihindari
dan mana yang seharusnya dilaksanakan, serta mana yang membahayakan dan mana
yang tidak membahayakan.[8]
Anak yang dibiarkan tumbuh sendiri tanpa pengawasan dan menjadi
manusiayang hidup menurut nafsunya saja, kemungkinan besar anak itu akan
menjadi anak yang tidak patuh terhadap peraturan yang ada dan tidak dapat
mengetahui kemana arah hidup yang sebenarnya.
Jadi dalam hal ini harus ada perbandingan antara pengawasan dan
kebebasan. Tujuan mendidik adalah membentuk anak supaya akhirnya dapat berdiri
sendiri dan bertanggungjawab sendiri atas perbuatannya, mendidik ke arah
kebebasan. Makin besar anak itu makin dikurangi pengawasan terhadapnya dan
sebaliknya makin diperbesar kebebasan yang diberikan kepadanya.
D. Perintah
Perintah bukan hanya hal yang keluar dari mulut seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain.
Melainkan termasuk pula peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh
anak-anak. Tiap-tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung
norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan ke
arah peraturan susila.[9]
Suatu perintah atau peraturan dapat mudah ditaati oleh anak-anak
jika si pendidik sendiri juga menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan
itu. Tidak mungkin suatu aturan sekolah ditaati oleh murid-muridnya jika guru
sendiri tidak menaati peraturan yang telah dibuatnya itu.
Disamping memberikan sebuah perintah, kita juga harus melarang
perbuatan anak. Larangan itu biasanya kita keluarkan jika anak melakukan
sesuatu yang tidak baik, yang merugikan, atau dapat membahayakan dirinya.
Syarat-syarat memberi perintah antara lain :[10]
a. Perintah hendaknya terang dan singkat, jamgam terlalu banyak
komentar sehingga mudah dimengerti oleh anak.
b. Perintah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan umur anak
sehingga jangan sampai memberi perintah yang tidak mungkin dikerjakan oleh
anak. Tiap-tiap perintah hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan anak.
c. Kadang-kadang kita perlu mengubah perintah menjadi permintaan
sehingga tidak terlalu keras kedengarannya.
d. Jangan terlalu banyak dan berlebihan memberikan perintah, sebab
dapat mengakibatkan anak itu tidak patuh, melainkan menentang.
e. Pendidik hendaklah konsekuen terhadap apa yang telah
diperintahkannya. Suatu perintah harus ditaati oleh seorang anak berlaku pula
bagi anak yang lain.
f.
Suatu
perintah yang bersifat mengajak si pendidik turut melakukannya, umumnya lebih
ditaati oleh anak dan dikerjakannya dengan gembira.
E. Larangan
Larangan merupakan tindakan pendidik menyuruh anak didik supaya
tidak melakukan sesuatu atau menghindari tingkah laku tertentu demi tercapainya
tujuan pendidikan tertentu.
Larangan dikeluarkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik,
yang merugikan atau yang membahayakan dirinya. Orang tua yang sering melarang
perbuatan anaknya, dapat mengakibatkan bermacam-macam sikap atau sifat yang
kurang baik pada anak itu, seperti :[11]
a. Keras kepala atau melawan.
b. Pemalu dan penakut.
c. Perasaan kurang harga diri.
d. Kurang mempunyai perasaan bertanggungjawab.
e. Pemurung atau pesimis.
f.
Acuh tak acuh
terhadap sesuatu.
F. Ganjaran
Ganjaran adalah sebagai alat untuk mendidik anak- anak supaya anak
dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan.
Umumnya, anak mengetahui bahwa pekerjaan atau perbuatan yang menyebabkan mendapat
ganjaran itu baik.
Macam- macam contoh perbuatan atau sikap pendidik yang dapat
merupakan ganjaran bagi anak didiknya yaitu:
a. Guru mengangguk- angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban
yang diberikan oleh seorang anak.
b. Guru memberikan kata- kata yang menggembirakan ( pujian ).
c. Ganjaran yang ditunjukkan kepada seluruh kelas sangat perlu.
d. Pekerjaan biasa juga menjadi suatu ganjaran.
e. Ganjaran biasa juga berupa benda- benda atau sesuatu yang menyenangkan dan berguna bagi anak-
anak.
G. Hukuman
Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak didik secara
sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa sehingga anak akan menjadi sadar
akan perbuatannya dan berjanji di di dalam hatinya untuk tidak menggulanginya.
Tujuan yang terkandung dalam kita memberikan hukuman kepada anak
didik, antara lain: [12]
1. Hukuman diberikan oleh karena adanya pelanggaran.
2. Hukuman diberikan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran .
Suatu hukuman itu pantas, bilamana nestapa yang ditimbulkan itu
mempunyai nilai positif, atau mempunyai nilai paedagogis. Dalam dunia
paendagogis, hukuman itu hal yang wajar, bilamana derita yang ditimbulkan oleh
hukuman itu memberi sumbangan moral bagi anak didik. Hukuman dikatakan
berhasil, bilamana dapat membangkitkan perasaan bertobat, dan penyesalan akan perbuatannya.
Hukuman yang dapat menyebabkan retaknya hubungan anak didik dengan
pendidik sebaiknya di hindari, sedangkan hukuman yang diberikan harus dapat
membangkitkan rasa kesusilaan. Dalam mendidik, tidak pernah menghukum dan dan
terlalu banyak menghukum, merupakan tindakan yang tidak seharusnya. Tindakan
yang wajar adalah: kurangi menghukum, beri contoh yang baik serta anjuran untuk
berbuat baik. Hukuman untuk anak didik baru wajar apabila kita telah
menggunakan alat pendidikan lain namun tujuan yang kita tuju belum tercapai.
Berikut ini
beberapa teori hukuman, antara lain :[13]
1. Teori menjerakan
Teori
menjerakan bertujuan agar agar si pelanggar sesudah menjalani hukuman merasa
jera ( kapok ) tidak mau lagi dikenai hukuman semacam itu lagi maka mereka
tidak mau lagi melakukan kesalahan yang sama.
Sifat dari
hukuman ini adalah ppreventif dan represif, yaitu mencegah agar tidak terulang
kembali dan menindas kebiasaan buruk.
2. Teori menak- nakuti
Teori ni
bertujuan agar si pelanggar merasa takut mengulangi pelanggaran. Bentuk
menak-nakuyi biasanya berupa ancaman dan ada kalanya ancaman yang di barengi
dengan tindakan.
3. Teori pembalasan ( balas dendam )
Bisanya
digunakan karena si anak pernah mengecewakan, seperti si anak pernah mengejek
atau menjatuhkan harga diri gurudi sekolah atau pada pandangan masyarakat dan
sebagainya.
4. Teori ganti rugi
Teori ini di
gunakan karena si pelanggar merugikan seperti dalam bermain-main si anak
memecahkan jendela, maka si anak dikenai sanksi mengganti barang yang di
pecahkan dengan barang semacam itu atau uang.
5. Teori perbaikan
Teori ini
diterapkan agar si anak mau memperbaiki kesalahannya, dimmulai dari panggilan, diberi
pengertian, dinasihati sehingga timbul kesadaran untuk tidak mengulangi lagi
perbuatan salah itu, baik pada saat ada si pendidik maupun diluar setahu
pendidik. Sifat dari pada hukuman ini adalah korektif.
Untuk menghindari adanya perbuatan sewenang-wenang dari pihak yang
menerapkan hukuman terhadap anak didik, berikut beberapa petunjuk dalam
menerapkan hukuman :[14]
a.
Penerapan
hukuman disesuaikan dengan besar kecilnya kesalahan.
b.
Penerapan
hukuman disesuaikan dengan jenis, usia dan sifat anak.
c.
Penerapan hukuman
dimulai dari yang ringan.
d.
Jangan lekas
menerapkan hukuman sebelum deketahui sebab musababnya, karena mungkin
penyebabnya terletak pada situasi atau pada peraturan atau pada pendidik.
e.
Jangan
menerapkan hukuman dalam keadaan marah, emosi, atau sentimen.
f.
Jangan
sering menerapkan hukuman.
g.
Sedapat
mungkin jangan mempergunakan hukuman badan, melainkan pilihlah hukuman yang
bernilai pedagogis.
h.
Perhitungkan
akibat-akibat yang mungkin timbul dari hukuman itu.
i.
Berilah
bimbingan kepada si terhukum agar mrnginsyafi atas kedalahannya.
j.
Pelihara
hubungan/jalinan cinta kasih sayang anatara pendidik yang menerapkan hukuman
dengan anak didik yang dikenai hukuman, sekira terganggu hubungan tersebut
harus diusahakan pemulihannya.
Ada juga beberapa jenis hukuman, antara lain :[15]
a. Hukuman membalas dendam : orang yang merasa tidak senang karena
anak berbuat salah anak lalu dihukum.
b. Hukuman badan/jasmani : hukuman ini memberi akibat yang merugikan
anak, karena bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi si anak.
c. Hukuman jeruk manis (sinaas appel) : menurut tokoh yang
mengemukakan tepri hukuman ini, Jan Ligthart, anak yang nakal tidak perlu
dihukum, tetapi didekati dan diambil hatinya.
d. Hukuman alam : dikemukakan oleh J.J. Rousseau dari aliran
Naturalisme, berpendapat, kalau ada anak yang nakal, jangan dihukum, biarlah
kapok/jera dengan sendirinya.
BAB
III
KESIMPULAN
Alat Pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat kondisi-kondisi
yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat pendidikan itu
telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan perbuatan dan
situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam pemakaian alat-alat pendidikan harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
e. Tujuan pendidikan.
f.
Jenis alat
pendidikan.
g. Pendidik yang memakai alat pendidikan.
h. Anak didik yang dikenai alat pendidikan.
Jenis-jenis alat pendidikan dapat dikategorikan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Alat pendidikan pendahuluan.
2. Alat pendidikan yang sebenarnya.
Pembiasaan hal-hal baik dalam penerapan alat-alat pendidikan
sangat diperlukan adanya. Namun, penerapannya harus disertai dengan pengawasan
yang baik, sehingga anak didik mampu memahami mana hal yang baik yang boleh
dilakukan dan mana hal yang tidak baik yang harus dihindari.
Disamping pembiasaan dan pengawasan pendidik juga dapat menerapkan
perintah namun jangan terlalu banyak dan berlebihan. Suatu perintah atau
peraturan dapat mudah ditaati oleh anak-anak jika si pendidik sendiri juga
menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan itu.
Larangan sebagai alat pendidikan diartikan sebagai tindakan
pendidik menyuruh anak didik supaya tidak melakukan sesuatu atau menghindari
tingkah laku tertentu demi tercapainya tujuan pendidikan tertentu. Larangan
dikeluarkan jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang merugikan atau
yang membahayakan dirinya.
Ganjaran diterapkan sebagai alat untuk mendidik anak- anak supaya
anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan.
Hukuman merupakan tindakan yang dijatuhkan kepada anak didik
secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa dan anak akan menjadi
sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak menggulanginya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati.
2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Kosim, Moh. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Pamekasan :
STAIN Pamekasan Press.
Starawaji. 2009. Alat-alat Pendidikan di http://starawaji.wordpress.com/2009/05/21/alat-alat-pendidikan (akses 20 Maret 2019)
[4] Ibid., hlm. 145.
[6] Ibid., hlm. 148.
[8] Starawaji,
“Alat-alat Pendidikan”, Wordpress, diakses dari http://www.starawaji.wordpress.com/2009/05/21/alat-alat-pendidikan, pada
tanggal 20 Maret 2019 pukul 15.13.
[10] Moh Kosim, Op. Cit., hlm. 62.
[12] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Op. Cit., hlm.
151.
[13] Ibid., hlm.154.
[14] Ibid., hlm. 156.
Listen...
BalasHapusThis may sound a little creepy, maybe even kind of "supernatural"
HOW would you like it if you could simply click "PLAY" to LISTEN to a short, "musical tone"...
And INSTANTLY bring MORE MONEY to your life?
And I'm talking about thousands... even MILLIONS of DOLLARS!
Sound too EASY? Think it's IMPOSSIBLE?
Well then, I'll be the one to tell you the news.
Usually the most significant blessings life has to offer are the easiest to RECEIVE!
In fact, I'm going to PROVE it to you by letting you listen to a REAL "magical abundance tone" I developed...
(And COMPLETELY RISK FREE).
YOU simply hit "PLAY" and you will start having more money come into your life... starting pretty much right away...
GO here now to PLAY this magical "Miracle Abundance TONE" - it's my gift to you!
JackpotCity Casino Review & Bonus Codes | MrCD
BalasHapusDiscover all 사천 출장마사지 the latest JackpotCity Casino 포천 출장마사지 Games, games, jackpots, limits, withdrawal time, games, 【 Betway 서울특별 출장샵 Casino Canada | 2021 통영 출장마사지 】JackpotCity Casino review Rating: 3.5 · Review by 경상남도 출장안마 Dr