PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
“PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP”
Makalah dibuat Guna Memenuhi Tugas Kelompok Semester 2
DosenPengampu: Nisrokha, S.Pd.I., M.Pd.
Disusun 0leh
:
1. Faizal Amar (3180037)
2. Nurul Fuadah (3180036)
3. Rina Choliffitriana (7180006)
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH PEMALANG PEMALANG
Jl.
DI Panjaitan Km 3, PaduraksaKecamatanPemalangKabupatengPemalangJawa Tengah
523119
BAB I
PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat sehat kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Mata
Kuliah Ilmu Pendidikan dengan tema “Pendidikan Seumur Hidup”.
Sholawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW.,
semoga kita termasuk golongan umat yang mendapatkan barokahilmunya di dunia dan
syafa’atnya di hari kiamat.
Makalah dengan tema “Pendidikan
Seumur Hidup”-ini, membahas hal-hal berikut:
1.
Definisi dan ciri-ciri pendidikan seumur hidup.
2.
Dasar pikiran pendidikan seumur hidup.
Semoga makalah yang masih banyak kekurangannya ini, bisa bermanfa’at bagi
kalian semua.
Demikian makalah ini kami buat dengan semestinya, kurang lebihnya mohon
maklum adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pemalang, 18 Maret 2019
Penyusun,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Ciri-ciri Pendidikan Seumur
Hidup
Dewasa ini kita dihadapkan pada masalah di
mana suatu lulusan lembaga pendidikan formal belum sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Atas dasar itu disatu pihak selalu kekurangan tenaga terampil, di
pihak lain jumlah lulusan bertumpuk dan jumlah pengangguran setiap tahun
bertambah.
Salah satu upaya dalam dunia pendidikan untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan asas pendidikan seumur hidupatau lebih
dikenal dengan istilah Life Long Education.
Ketetapan MPR No. IV/1978 menyatakan:
“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”.[1]
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan
suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus (kontinu)
dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep islam seperti
tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW., yaitu: “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”.[2]
Sebenarnya ide pendidikan seumur hidup, telah
lama dalam sejarah pendidikan, tetapi baru populer sejak terbitnya buku Paul
Langrend An Introduction to Life Long Education (sesudah Perang Dunia II).
Kemudian diambil alih oleh International Commision on the Development of
Education (UNESCO).[3]
Istilah pendidikan seumur hidup (Life
Long Integrated Education) tidak dapat diganti dengan istilah-istilah lain
sebab isi dan luasnya (scope-nya)
tidak persis sama, seperti istilah out of
School education, continuing education, adult education, further education,
reccurent education.[4]
Oleh karena itulah, sebenarnya agak sukar memberi pengertian Pendidikan
Seumur Hidup/Life long Education secara tepat dan jelas serta dapat membedakan
dengan pengertian istilah-istilah lain sebagai tersebut diatas.
Sekali lagi Pendidikan Seumur Hidup perlu ditegaskan artinya sebab
pendidikan seumur hidup ini akan menjadi master concept untuk inovasi
pendidikan di masa mendatang baik ditunjukan pada negara maju maupun negara
yang sedang berkembang.[5]
Diantara sekian ahli maka:
1.
Menurut Stephens : “..........pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu
harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk intruction, studi
dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka.
Adapun tujuan adalah
menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memeperoleh keterampilan
baru, meningkatkan keahlian, mengembangkat kepribadian dan sebagainya.
2.
Lebih lanjut Silva mengungkapkan: “Pendidikan Seumur Hidup berlenaan dengan prinsip pengorganisasian yang
akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya adalah proses
perubahan yang menuntut perkembangan individu”.
Keduapokok pengertian diatas pada hakikatnya senada dan mengandung
pngertian yang relatif sama sehingga kedua hal tersebut tak perlu dipertentangkan.
Dari dua pengertian tersebut diatas maka pendidikan seumur hidup sebagai
asas pendidik mempunyai aspek-aspek:
a.
Pendidikan seumur hidup merupakan prinsip pengorganisasian kesempatan.
Prinsip ini memungkinkan bahwa setiap kesempatan dalam kehidupan manusia dapat
digunakan untuk berlangsungnya proses pendidikan, seperti pendidikan in formal,
pendidikan formal dan pendidikan non formal.
b.
Proses pendidikan yang dilangsungkan berguna untuk meningkatkan pendidikan
sebelumnya, memperoleh ketrampilan, mengembangkan kepribadian atau tujuan lain
yang lebih khusus.
c.
Pengorganisasian kesempatan ini memungkinkan adanya penyelengaraan
program-program pendidikan/belajar tertentu seperti: pembuatan buku huruf,
latihan bagi orang-orang dewasa.
Hal ini pula yang membedakan
pendidikan seumur hidup dengan belajar seumur hidup.[6]
Di samping aspek-aspek diatas maka kiranya
Pendidikan Seumur Hidup mempunyai ciri-ciri tertentu pula.
Ciri-ciri yang dimaksud adalah:
a.
Pemilihan model-model pendidikan
Pemilihan model-model
pendidikan perlu dilakukan oleh karena asas pendidikan seumur hidup
memungkinkan dilakukan berbagai program pendidikan di dalamnya. Pemilihan
model-model pendidikan ini sering dilaksanakan dengan melalui seleksi terbatas
atau pemberian izin untuk penyelenggaraannya.
Seleksi untuk penilaian
model-model pendidikan sering menjadi melemah oleh karena adanya tuntutan
individu masyarakat, tuntutan perkembangan ekonomi, pengaruh waktu luang, dan
sebagainya.
b.
Sistem Teknokrasi
Sistem teknokrasi ini
diarahkan pada pemberian latihan kepada pekerja dan pejabat baik bersifat
ilmiah dan teknis sehingga mereka lebih qualified dalam bidangnya.
Sistem teknokrasi ini
memang sedikit banyak membatasi dasar dan lingkup pendidikan, tetapi efek yang
ditimbulkan telah dirasakan diberbagi lembaga sehingga adanya kecenderungan
mempraktekan sistem ini.
c.
Kebebasan dalam inisiatif dan partisipasi.
Dengan adanya kemajuan
sosial dan ekonomi maka kebebasan berinisiatif dan berpartisipasi pendidik
sangat diperlukan dalam berbagai bidang kegiatan. Inisiatif dan partisipasi
memungkinkan penduduk dapat memperoleh pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan
secara cepat dan tepat, di mana pendidikan seumur hidup memberi kesempatan yang
seluas-luasnya.
d.
Pembahasan tanggung jawab pendidikan.
Tanggung jawab
penyelenggaraan pendidikan pada mulanya berada pada lembaga keagamaan,
keluarga, sekolah, yang bersubsidi, dan yayasan-yayasan pendidikan. Namun
pendidikan seumur hidup menuntut bahwa tanggung jawab pendidikan hendaknya
berada pada keluarga, sekolah, dan masyarakat, oleh karena ketiga tempat
tersebut merupakan dunia anak selama perkembangannya.
e.
Makin luasnya pendidikan pra-sekolah.
Suatu gejala yang tampak
pada akhir-akhir ini adalah makin meningkatnya usia anak-anak yang relatif muda
untuk pergi ke sekolah. Pendidikan Pra-sekolah diharapkan dapat membantu
menyelesaikan masalah di atas, yang sekaligus mempunyai dampak positif pada
sekolah dasar dan sekolah lanjutan. Dengan usaha ini barangkali dapat
menurunkan angka putus sekolah dan tinggal kelas, yang telah menjadi problema
bertahun-tahun baik negara yang sedang berkembang maupun negara yang maju.[7]
B.
Dasar Pikiran Pendidikan Seumur Hidup
Ada baiknya sebelum kita menguraikan atau
sampai pada implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini, kita ketahui dulu
dasar pikiran atau alasan mengenai pendidikan seumur hidup itu sendiri.
Sebetulnya ada beberapa macam cara peninjauan
yang dikemukakan, tapi kiranya cukup dikemukakan di sini peninjauan dari Ananda
W.P. Guruge, dalam karangannya yang berjudul “Toward Better Educational
Management”, yang memberikan dasar pikiran sebagai berikut: [8]
1.
Tinjauan Ideologik.
Semua manusia dilahirkan sama
dan mempunyai hak sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan seumur hidup akan
memungkinkan tiap-tiap individu untuk mengembangkan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan hidupnya. Menjadi kewajiban bagi pihak penguasa atau golongan
terpelajar dalam masyarakat untuk menyelamatkan rakyat dari bahaya kemelaratan
dan kebodohan, sebagaimana yang dituntut oleh keadilan sosial.
2.
Tinjauan Ekonomi.
Di negara yang sedang
berkembang, sebagian besar penduduk dalam keadaan buta huruf dan kurang
pendidikan. Bahkan sebagian yang telah berpendidikan tidak mendapatkan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan sesuai dengan kemajuan zaman. Cara
yang paling efektif untuk keluar dari lingkungan setan kemelaratan yang
menyebabkan kebodohan dan kebodohan yang menyebabkan kemelaratan ialah melalui
pendidikan. Pendidikan seumur hidup itu memungkinkan rakyat untuk:
a.
Meningkatkan produktivitasnya.
b.
Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya.
c.
Memungkinkan mereka hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan
sehat.
d.
Menguasai kebiasaan dan prinsip hidup pribadi dan lingkungan yang sehat.
e.
Memiliki motivasi dalam mngasuh dan mendidik anak-anak secar tepat,
sehingga peranan pendidikan keluarga itu menjadi sangat besar dan penting.
3.
Tinjauan Sosiologika.
Hanya keluarga-keluarga yang
telah memiliki kesadaran pendidikan yang tinggi sajalah yang mampu meningkatkan
enrollment retention anak-anak di dalam sistem pendidikan sekolah. Apalagi
orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya,
maka anak-anak akan kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah, atau
bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
Salah satu masalah pendidikan
terbesar di negara berkembang ialah pemborosan pendidikan yang disebabkan oleh
hal-hal tersebut di atas. Pemborosan semacam itu kecuali membuang sumber-sumber
nasional yang sangat terbatas, juga akan berakibat bertambahnya buta huruf dan
rendahnya produktivitas. Pendidikan seumur hidup bagi keluarga akan merupakan
pemecahan atas masalah tersebut.
4.
Tinjauan Politik.
Pemerataan demokrasi dan
kesadaran hak pilih dalam rangka pemerintahan yang demikian, menuntut
kedewasaan warga negara dalam kehidupan bernegara. Perkembangan kehidupan
institusi politik sampai ke tingkat-tingkat daerah menuntut para pemimpin
daerah untuk menyadarai dan memahami fungsi pemerintah. Pendidikan kewargaan
negara menjadi makin lama makin penting dan ini menjadi tugas pendidikan dalam
rangka pendidikan seumur hidup.
5.
Tinjauan Teknologi dan Kultural.
Negara-negara yang sedang
berkembang, sebagaimana dengan negara yang lebih maju, dilanda oleh eksplosi
ilmu pengetahuan dan teknologi, para sarjana, guru, teknisi, dan pemimpinnya
membutuhkan untuk terus menerus memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya,
sebagaimana yang dilakukan oleh rekan-rekannya di negara yang sudah lebih maju.
Pada taraf mereka itu usaha
integrasi vertikal dan horizontal sangat penting dan kebutuhan semacam itu
mungkin menjadi penting lagi, karena:
a.
Reference group diperlukan untuk mengadakan kontak intelektual dan saling
mendidik mungkin tidak ada.
b.
Pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya mungkin juga kurang memadai.
c.
Kurang lancarnya komunikasi dengan perubahan dan inovasi yang terjadi di
negara-negara lain.
Tidak
dapat diingkari bahwa kemajuan masyarakat dan negara-negara sebagian besar
ditentukan oleh kelompok kecil tersebut di atas. Kebutuhan upgrading bagi
kelompok itu sangat mendesak.
6.
Tinjauan Psigologik dan Paedagogik.
Perkembangan yang pesat daripada
ilmu penegetahuan dan teknologi mempunyai pengaruh besar terhadap konsep,
teknik dan metodologi pendidikan. Di samping itu perkembangan tersebut
menyebabkan makin luas, dalam dan kompleksnya pengetahuan sehingga hal itu
tidak mungkin lagi diajarkan lagi seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Sebab itu tugas pendidikan formal yang utama sekarang ialah mengajarkan
bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat bagi anak didik untuk
belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan keterampilan pada anak didik untuk
secara lincah dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat yang berubah secara
cepat, mengembangkan daya adaptabilitas yang besar dan diri anak didik. Untuk
itu semua perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan daripada asas
pendidikan seumur hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seumur hidup sanagt penting bagi
manusia (peserta didik), sebab pendidikan seumur hidup ini akan menjadi master concept
untuk inovasi pendidikan di masa mendatang baik ditujukan pada negara maju
maupun negara yang sedang berkembang.
Pendidikan seumur hidup merupakan prinsip
pengorganisasian kesempatan. Prinsip ini memungkinkan bahwa setiap kesempatan
dalam kehidupan manusia dapat digunakan untuk berlangsungnya proses pendidikan,
seperti pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan non formal.
Sedangkan konsep tentang pendidikan seumur
hidup sebelumnya juga sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW., : “Carilah ilmu dari buaian sampai liang
lahat”. Baru setelah itu ide-ide tentang pendidikan seumur hidup mulai
bermunculan.
Untuk membedakan pendidikan seumur hidup
dengan belajar seumur hidup, pendidikan seumur hidup mempunyai ciri-ciri sebagi
berikut:
a.
Pemilihan model-model pendidikan.
b.
Sistem teknokrasi.
c.
Kebebasan dalam inisiatif dan partisipasi
d.
Pembebasan tanggung jawab pendidikan.
e.
Makin meluasnya pendidikan pra-sekolah.
Selain
itu adanya pendidikan seumur hidupjuga didasari oleh pikiran atau tinjauan
sebagai berikut:
a.
Tinjauan ideologik.
b.
Tinjauan ekonomi.
c.
Tinjauan sosiologika.
d.
Tinjauan politik.
e.
Tinjauan teknologi dan kultural.
f.
Tinjauan psigologik dan paedagogik.
B.
Saran dan Kritik
Makalah
yang kami buat ini sangatlah banyak kekurangan, dari segi kata karena kurangnya
referensi dan pengetahuan yang kami miliki. Karena kelebihan semata hanya milik
Allah semata. Maka dari itu kami membutuhkan saran dan kritik yang membangun,
supaya kedepannya kami bias lebih baik lagi. Dan kami berharap semoga makalah ini
bisa memberi
kemanfaatan bagi kalian
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Joesoef, Soelaiman. 2008. Konsep
Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-dasar
Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
BIOGRAFI
Faizal
Amar. Lahir di Brebes, 17 September 1998.
Pemakalah merupakan lulusan SMK Al Mannar Muhammadiyah Pemalang, dan
sekarang sedang melanjutkan studinya di STIT Pemalang, saat ini sedang duduk
di semester 2.
|
|
Nurul Fuadah. Lahir di
Purworejo, 17 Agustus 1998. Pemakalah asli dari Desa Lubanglor, Butuh,
Purworejo. Aat ini tinggal di Dukuh Jayim, Randudongkal, Pemalang, sambil
nyantri di Pon-Pes Roudlotut Tholibin Hidayatul Qur’an. Saat ini pemakalah
juga sedang menempuh pendidikan S1-nya di STIT Pemalang, Prodi PAI.
|
|
Rina Choliffitriana. Lahir di Pemalang, 08 Januari
1998. Pemakalh yang mempunyai hobi menjelajah alam ini adalah alumni dari
Pondok Madani Darussalam Gontor Putri 1.
|
[2]Drs. H. Fuad Ihsan. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. Hal. 40.
[4]Ibid.
[5]Prof. Drs. Soelaiman
Joesoef. Konsep Dasar Pendidikan Luar
Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal. 17-18
[6]Ibid.
PDF DAPAT DIUNDUH DISINI
Komentar
Posting Komentar