HAKIKAT PENDIDIK



HAKIKAT PENDIDIK
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu :
Nisrokha S.Pd.I M.Pd

 

Disusun Oleh :
Desatrio Sakti Pratomo     (3180005)
Lidya Nur Afifah                  (3180050)
Rina Cholifitriana               (7180006)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)  PEMALANG
Jl. Dl. Panjaitan KM. 3 Paduraksa Pemalang 52319


KATA PENGANTAR
                                                        
            Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang Hakikat Pendidik.
            Shalawat serta salam senantiasa kami panjatkan keharibaan Nabi Agung  Muhammad SAW. Yang merupakan suri tauladan bagi kita semua. Tidak lupa penulis haturkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Ibu Nisrokha S.Pd.I M.Pd semoga apa yang beliau ajarkan dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah beliau di akhirat nanti.
            Tiada gading yang tak retak, begitulah pepatah mengatakan. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya.



                                                                                                                           




                                                                                    Pemalang,  Maret 2018

                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I              PENDAHULUAN 3
                        A. Latar Belakang 3
                        B. Rumusan Masalah 3
BAB II             PEMBAHASAN 4
                        A. Pengertian Pendidik4
                        B. Kedudukan Pendidik6
                        C. Kompetensi Pendidik8
                        D. Hakikat Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik9
BAB III           PENUTUP12
                        A. Kesimpulan12
                        B. Saran12
DAFTAR PUSTAKA13









BAB  I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Tidak ada mahkluk lain yang membutuhkan pendidikan.
Maka dari itu dalam pendidikan juga sangat dibutuhkan peran penting yang selalu menyalurkan ilmu, yaitu pendidik. Seorang pendidik mempunyai tugas dan tangga jawab yang tinggi dalam proses pendidikan. Maka dari itu dalam bab ini akan dibahas pengertian pendidik, kedudukan, tugas, dan tanggung jawab seorang pendidik.
B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membahas tentang :
1.    Apa pengertian pendidik ?
2.    Bagaimana  kedudukan pendidik ?
3.    Apa kompetensi pendidik ?
4.    Apa hakikat tugas dan tanggung jawab pendidik ?












BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pendidik
            Pendidik apabila ditinjau dari segi bahasa (etimologi), sebagaimana yang dijelaskan oleh WJS. Poerwadarminta adalah orang yang mendidik.[1]
            Secara terminologi, pengertian yang lebih implisit kata pendidik dapat diartikan dengan guru, sebagaimana yang disampaikan oleh Hadari Nawawi yang dikutip oleh Moh. Uzer, pendidik adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Bahwa guru yang berarti orang yang bekerja sebagai tenaga pengajar yang ikut juga bertanggung jawab dalam membantu peserta didik untuk mencapai proses kedewasaan. Tetapi dalam hal ini banyak disalah artikan banyak orang, bahwa hanya gurulah yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan. Tetapi yang sesungguhnya adalah baik masyarakat lebih-lebih orang tua peserta didik bersama-sama membangun proses pendidikan, agar menjadi masyarakat yang dewasa pula.[2]
            Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 39 : 2).
            Sedangkan secara Adi Kodrati pendidik adalah orang tua peserta didik masing-masing. Jadi jika orang tua yang membuang anak kandungnya maka beliau tidak berperan sebagai pendidik. Berbeda dengan orang tua yang berperan sebaik mungkin dengan segala keterbatasannya selalu mengarahkan anaknya, berhubung makin lama makin dibutuhkan pendidikan yang lebih tinggi maka menyerahkan ke lembaga pendidikan. Maka pendidik sejati itu adalah orang tuanya sendiri.
            Pendidik lain adalah orang yang diserahi tugas mendidik peserta didik, misalnya di lembaga pendidikan atau yang lain contohnya rumah Yatim Piatu. Pendidik semacam ini mendapat tugas sementara, sebab orang tua tidak dapat melayani melalui pendidikan formal atau non formal, tetapi juga tugas terus menerus karena orang tua tidak dapat mendidiknya disebabkan hubungan orang tua dengan anak putus. Misalkan anak yang ada di Rumah Yatim Piatu atau Panti Asuhan.
            Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kepindidikan yang berpartisipasi dalam menyelanggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan peneletian dan pengabdian                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu : Guru, Dosen, Ustad/Ustadzah, Tutor, Konselor, Penguji, Dan seterusnya.[3]
            Hal ini jelas dapat dikatakan bahwa pendidik dan pengajar mempunyai hakikat dan merupakan pekerjaan yang sangat mulia dalam pandangan Islam, pergeseran makna dan paradigma itulah yang terkadang disalah tafsirkan dari hakikat tersebut, yakni makna tentang sikap mental yang baik dan sifat dalam artian penguasaan sesuatu (keterampilan). Maka dalam konteks ini dapat dikatakan mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental atau kepribadian anak didik sehingga memiliki akhlak (karakter) yang terpuji, sedangkan mengajar bobotnya adalah penguasaan suatu pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Hal inilah yang membedakan pendidikan dalam Islam dan pendidikan non Islam−pendidikan umum dalam artian pendidikan di dunia Barat, pendidikan Islam adalah pendidikan yang menekankan pada aspek akhlak yang terpuji dan amal saleh yang semata-mata untuk dunia dan akhirat, sedangkan pendidikan umum sebagaimana yang dilakukan di Barat hanya pada menekankan pada penguasaan bidang ilmu tertentu dan semata-mata untuk kebutuhan duniawi saja, atau dengan kata lain hanya bersifat sementara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
            Hakekat pendidik  sebagai manusia yang memahami ilmu pengetahuan sudah barang tentu dan menjadi sebuah kewajiban baginya untuk mentransferkan ilmu itu kepada orang lain demi kemaslahatan ummat.
B.     Kedudukan Pendidik
            Secara umum, pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik.  Contohnya kedudukan pendidik disekolah utamanya adalah sosok guru pfofesional yang bertugas dijenjang pendidikan prasekolah, dasar, menengah, dan tinggi yang menentukan dalam pengauran kelas dan pengendalian siswa dan juga dalam penilaian hasil pendididkan dan pembelajaran yang dicapai siswa.
            Sedangkan menurut Semana (1994), seorang guru dituntut untuk bisa berperan dalam menunjukan citra guru yang ideal dalam masyarakatnya. Dalam hal ini J.Sudarminto (1990) (dalam semana, 1994) berpendapat bahwa citra guru yang ideal adalah sadar dan tanggap akan perubahan zaman pola tindakan keguruannya yang tidak rutin, guru tersebut maju dalam penguasaan dasar keilmuannya dan perangkat instrumentalnya (misalnya sistem berfikir, membaca keilmuan, kecakapan problem solving, dll) yang diperlukannya untuk lebih lanjut atau berkesinambungan.
            Dalam dunia pendidikan, pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi peserta didik. Yang memberikan santapan jiwa dan ilmu, pembinaan ahklak mulia, dan meluruskan perilaku yang buruk. Oleh karena itu pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Dalam beberapa hadits disebutkan “jadilah sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pecinta, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak.” Dalam hadits lain menyebutkan; “tinta seorang ilmuwan lebih berharga ketimbang darah para syuhada”. Bahkan islam menempatkan pendidik setingkat dengan derajat Rasul.
            Dari uraian diatas, dapat di gambarkan orang yang memiliki ilmu pengetahuan (pendidik) memiliki kedudukan yang mulia, hal ini beralasan bahwa dengan pengetahuan dapat mengarahkan manusia untuk selalu berfikir dan menganalisa hakekat semua fenomena yang ada pada alam sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah.
            Al-Ghazali menukil pernyataan para ulama yang menyatakan bahwa seorang pendidik adalah pelita segala zaman, orang yang hidup dengannya akan mendapatkan pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tanpa seorang pendidik niscaya manusia tidak jauh beda dengan binatang. “pendidik adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan (baik binatang buas maupun binatang jinak) kepada sifat insaniyah dan ilahiyah”.
            Dalam ajaran islam keberadaan pendidik sangatlah dihargai kedudukannya, seperti yang terdapat dalam firman Allah  pada penggalan (QS. Al-Mursalat : 11) yang artinya : “Allah meningkatkan derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”.
            Al-Ghazali juga menyatakan bahwa seseorang yang berilmu dan kemudian mau mengamalkan ilmunya itu dialah yang disebut orang besar di semua kerajaan langit dan bagaikan matahari yang menyinari alam.
            Agar proses pendidikan berjalan baik dan lancar maka seorang pendidik mempunyai ciri-ciri utama yaitu memiliki wibawa atau kewibawaan. Kewibawaan yaitu “pengaruh positif normatif yang diberikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Jadi kewibawaan tersebut mengandung unsur-unsur :
1.      Adanya pengaruh positif normatif misalnya pendidik mengajak peserta didik (secara formal) untuk datang tepat pada waktunya, maka pendidik juga harus datang tepat waktu, berarti menimbulkan kedisiplinan.
2.      Bertujuan sebagai pendidik juga harus mengetahui yang akan dituju didalam proses pendidikan.
3.      Penerima pengaruh dari orang lain  atau peserta didik.
4.      Pengembangan pendidik harus selalu mengembangkan diri seoptimal mungkin.
Kewibawaan yang ditimbulkan pendidik berjalan dengan sendirinya yang secara langsung ataupun tidak langsung peserta didik akan mengidentifikasikan dengan pendidik yang akhirnya terjadi kontak yang baik sehingga menimbulkan perasaan aman dan percaya. Kalau kedua rasa diatas terjadi maka adanya segala apa yang dikatakan oleh pendidik akan dipatuhi, baik itu dilakukan oleh orang tua sejati atau pendidik golongan kedua.
Kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik didalam pendidikan harus diusahakan dapat diterima oleh peserta didik secara suka rela sehingga timbul kepatuhan pada peserta didik. Sehingga peserta didik menerima pengaruh dari pendidik bukan karena paksaan atau karena takut tetapi dengan suka rela dan penuh pengertian.
Walaupun bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan, guru tetapah merupakan titik sentral dalam keterlaksanaan pendidikan. Tanpa guru, proses pedidikan akan timpang bahkan tidak terarah. Manusia tidak akan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena mereka tidak mendapat bimbingan dari guru.[4]
C.      Kompetensi Pendidik
            Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan atau wawasan. Dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai. Kesuksesan yang diperoleh oleh pegawai adalah hasil dari peningkatan kompetensi pegawai selama bekerja.
            Seorang pendidik pun harus mempunyai kompetensi tersendiri untuk mengembangkan dirinya dalam hal mendidik, menurut undang-undang kompetensi guru menurut undang undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan  bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pertanyaan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai, apresiasi di berikan dalam rangka keberhasilan hidup atau penghasilan hidup.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam Kompetensi yang harus dimiliki Guru yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, professional, dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dengan kinerja guru.
1.      Kompetensi Pedagogik
      Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2.      Kompetensi Kepribadian
      Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan sebagai peserta didik, dan berahlak mulia.
3.      Kompetensi Sosial
      Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar.
4.      Kompetensi Profesional
      Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuwan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
D.     Hakikat Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik
            Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Guru hendaknya memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun psikis. Serta mengenal dan memahami tingkat perkembangan peserta didiknya yang meliputi kebutuhan, pribadi, kecakapan, kesehatan mentalnya dan lain sebagainya. Perlakuan bijaksana akan muncul apabila guru benar-benar memahami seluruh aspek kepribadian peserta didik.
            Tugas-tugas dari seorang pendidik adalah :
1.      Membimbing peserta didik, dalam artian mencari pengenalan terhadap anak didik mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya.
2.      Menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu ; suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidik dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan.
3.      Seorang penddidik harus memiliki pengetahuan yang diperlukan, seperti pengetahuan keagamaan, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazali, bahwa tugas pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan, menyempurnakan serta membaha hati manusia untuk Taqarrub kepada Allah SWT.[5]
            Sedangkan tanggung jawab dari seorang pendidik adalah :
1.      Bertanggung moral.
2.      Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.
3.      Tanggung jawab kemasyarakatan.
4.      Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan.
            Syaiful Bahri Djamarah, menuliskan tugas pendidik adalah :
1.      Korektor : Yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, koreksi yang dilakukan bersifat menyeluruh dari afektif sampai ke psikomotor.
2.      Inspirator : pendidik menjadi inspirator/ilham bagi kemajuan belajar mahasiswa, petunjuk bagaimana belajar yang baik dan mengatasi permasalahan lainya.
3.      Informator : pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.      Organisator : Mampu mengelola kegiatan akademik (belajar)
5.      Motivator : Mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar
6.      Inisiator : pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
7.      Fasilitator : pendidik dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.
8.      Pembimbing : membimbing anak didik manusia dewasa susila yang cakap.
9.      Demonstrator : jika diperlukan pendidik bisa mendemontrasikan bahan pelajaran yang susah dipahami.
10.  Pengelola kelas : mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif.
11.  Mediator : pendidik menjadi media yag berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaktif edukatif.
12.  Supervisor : pendidik hendaknya dapat, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran dan
13.  Evaluator : pendidik dituntut menjadi evaluator yag baik dan jujur.[6]

















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
            Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
            Secara umum, pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik.  Contohnya kedudukan pendidik disekolah utamanya adalah sosok guru pfofesional yang bertugas dijenjang pendidikan prasekolah, dasar, menengah, dan tinggi yang menentukan dalam pengauran kelas dan pengendalian siswa dan juga dalam penilaian hasil pendididkan dan pembelajaran yang dicapai siswa.
            Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam Kompetensi yang harus dimiliki Guru yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, professional, dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dengan kinerja guru.
            Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai pengajar juga sebagai pembimbing.
B.     Saran
            Demikianlah, sebagai catatan penutup pemakalah menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan pada karya tulis ini, oleh itu pemakalah berharap ada kritik, saran atau masukan yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita. Mohon maaf jika sekiranya apa yang di sajikan oleh pemakalah terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalamnya.



DAFTAR PUSTAKA

Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
WJS. Poerwadarminta. 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Moh. Uzer Usman. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya














PROFIL PEMAKALAH

           
Desatrio Sakti Pratomo, laki-laki yang lahir di Jakarta, 19 Desember 2000 ini mempunyai hobi bermain mobil-mobilan. Saat ini, penulis yang mempunyai cita-cita menjadi pembalap sedang menempuh pendidikan s1 nya di STIT Pemalang jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Lidya Nur Afifah, perempuan yang lahir di Pemalang, 25 Januari 2000 ini mempunyai hobi bermain bulu tangkis. Saat ini, penulis yang tinggal di desa Sokawangi, Pemalang dan mempunyai cita-cita menjadi pengusaha sedang menempuh pendidikan s1 nya di STIT Pemalang jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Rina Cholifitriana, perempuan yang lahir pada 8 Januari 1998 ini mempunyai hobi berpetualang. Saat ini, penulis yang mempunyai cita-cita untuk bisa melanjutkan kulias s2 nya keluar negeri sedang menempuh pendidikan s1 nya di STIT Pemalang jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).


                [1] WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 302
   [2] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 210.
                [3] hikamasfa.wordpress.com/2011/06/17/kedudukan-pendidik/
                [4] Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 1-3
                [5] Abdul Mujib. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006),  h. 88.
                [6] Ramayulis dan Syamsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. (Jakarta: Kalam Mulia,2010), h. 139.



Komentar

  1. Do you understand there's a 12 word sentence you can communicate to your crush... that will induce intense feelings of love and instinctual appeal to you deep inside his chest?

    That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, cherish and guard you with his entire heart...

    12 Words Who Trigger A Man's Love Response

    This instinct is so built-in to a man's mind that it will drive him to try harder than ever before to love and admire you.

    Matter-of-fact, fueling this mighty instinct is absolutely binding to achieving the best ever relationship with your man that as soon as you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You will soon find him expose his soul and heart for you in a way he haven't expressed before and he will perceive you as the one and only woman in the world who has ever truly tempted him.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pertunjukan Musik

KEWIBAWAAN (GEZAG) DALAM PENDIDIKAN

DASAR, ASAS, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN