HAKIKAT PESERTA DIDIK
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
“HAKIKAT PESERTA DIDIK”
Makalah dibuat Guna Memenuhi Tugas Kelompok Semester 2
Dosen Pengampu: Nisrokha, S.Pd.I., M.Pd.
Disusun Oleh
:
1. Husna Hidayati (3180028)
2. Nurul Fuadah (3180036)
3. Umi Jazimah (3180011)
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH PEMALANG PEMALANG
Jl.
DI Panjaitan Km 3, PaduraksaKecamatanPemalangKabupatengPemalangJawa Tengah
523119
BAB I
PENDAHULUAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat sehat kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Mata
Kuliah Ilmu Pendidikan dengan tema “Hakikat Peserta Didik”.
Sholawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW.,
semoga kita termasuk golongan umat yang mendapatkan barokahilmunya di dunia dan
syafa’atnya di hari kiamat.
Makalah dengan tema
“Hakikat Peserta Didik”-ini, membahas hal-hal berikut:
1.
Hakikat peserta didik.
2.
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
3.
Teori perkembangan peserta didik.
Semoga makalah yang masih banyak kekurangannya ini, bisa bermanfa’at bagi
kalian semua.
Demikian makalah ini kami buat dengan semestinya, kurang lebihnya mohon
maklum adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pemalang, 15 Maret 2019
Penyusun,
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Peserta Didik
Peserta didik atau biasa kita sebut juga
dengan ‘anak didik’ merupakan orang
yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu
dikembangkan. Peserta didik merupakan “Raw
Material” (Bahan Mentah) dalam proses transformasi dan internalisasi,
menempati posisi yang sangat penting untuk melihat signifikasinya dalam
menemukan keberhasilan sebuah proses. Peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.[1]
Peserta didik atau anak didik adalah anak
yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk
menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai
umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai suatu
pribadi atau individu.[2]
Anak didik atau peserta didik di dalam
mencari nilai-nilai hidup harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik,
karena menurut ajaran islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci
atau fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai
hidup atas pendidikan agama alat didik.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW., yang artinya: “Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali
telah mebawa fitrah (kecendurungan untuk percaya kepada Allah), maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, Majusi.
(H.R. rMuslim).”
Demikian pula dalam Al Qur’an Surat Ar Rum
ayat 30, yang artinya: ”Hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Tetapkanlah pada fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. Tidak ada perubahan bagi
fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”
Dari ayat dan hadits tersebut jelaslah bahwa
pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama, dan kemudian bergantung
pada para pendidiknya dalam menegembangkan fitrah itu sendiri sesuai dengan
usia anak dalam pertumbuhannya.[3]
Jadi secara sederhana peserta didik dapat
didefinisikan sebagai anak yang belum memiliki kedewasaan dan memerlukan orang
lain untuk mendidiknya sehingga menjadi individu yang dewasa, memiliki jiwa
spiritual, aktivitas dan kreativitas sendiri.
Dengan demikian peserta didik adalah individu
yang memiliki potensi untuk berkembang, dan mereka berusaha mengembangkan
potesnsinya itu melalui proses pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan
tertentu. Dalam perkembangan peserta didik ini, secara hakiki memiliki
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan peserta didik
tumbuh dan berkembang mencapai kematangan fisik dan psikis.
B.
Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Pertumbuhan dan perkembangan pada peserta
didik merupakan sesuatu hal yang dapat menilai fisik dan psikis pada anak didik
atau peserta didik. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan yang mengarah pada
hal yang bersifat kuantitatif (fisik). Sedangkan perekembangan lebih mengarah
pada perubahan yang bersifat kualitatif (psikis).
Pertumbuhan adalah adanya pertambahan tinggi
badan, berat badan, lingkar pada kepala, lingkar pinggang, dsb.Pertumbuhan
merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi peningkatan
ukuran dan struktur.Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupum individu yang bisa
diukur berat, ukuran panjang, umur tulang, keseimbangan metabolik.[4]
Pertumbuhan pada pesrta didik berbeda-beda
dari usia balita smpai dewasa. Pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah dan macam
makanan yang dikonsumsi tubuh. Hubungan antara makanan yang dikonsumsi tubuh
dan pertumbuhan badan menjadi perhatian para ahli gizi. Namun kenyatannya
pertumbuhan tubuh tidak hanya dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi saja,
tetapi juga proses sosial. [5]
Dengan perkataan lain, pertumbuhan tidak
hanya dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas makanan saja tetapi juga sejauh mana
makanan terebut dapat diasimilasi dan dipergunakan tubuh. Baik tidaknya makanan
tersebut dapat diserap tubuh tergantung pula oleh kesehatan anak. [6]
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
atau skill dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan.[7]
Suatu perkembangan akan menunjukkan ciri-ciri
khas sebagai berikut:[8]
1.
Perkembangan anak berlangsung dengan sendirinya atas kekuatan dari dalam,
karena di dalam diri anak sudah tersedia potensi yang menunggu waktu untuk
berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Maria Montessori, bahwa segala
perkembangan adalah perkembangan diri.
2.
Jalan perekembangan itu sendiri tidak dapat dicampuri dengan mengubahnya.
Usaha untuk mengubah dan mencapuri perkembangan itu malahan menimbulkan bahaya
akan matinya potensi-potensi atau rusaknya hasil yang dituju. Misal anak umur 5
bulan yang belum masanya berjalan, tidak dapat kita paksa untuk lekas berjalan,
memenuhi keinginan kita agar lekas dapat
diajak jalan-jalan. Bila keinginan tersebut kita paksakan, anak akan tetap
tidak dapat berjalan bahkan kakinya menjadi rusak tulangnya. Yang menjadi tugas
kita adalah menyediakan situasi yang bai, sehingga anak dapat berkembang dengan
baik.
3.
Tingkat perkembangan yang dicapai adalah suatu perpaduan kekuatan dari
dalam yang mendorong untuk brkrmbang dan situasi lingkungan yang mempengaruhi
jalan perkembangan. Umpama anak dari keluarga harmonis,perkembangannya baik,
tapi serentak keluarga itu mengalami kehancuran, maka perkembangan itu dapat
menjadi terpengaruh, rusak atau mengalami hambatan-hambatan. Jelas bahwa
perkembangan itu perpaduan (konvergensi) dari pembawaan dan lingkungan.
Perkembangan pada peserta didik akan berbeda
pada setiap usianya atau masanya jelas berebeda-beda. Dari anak berusia balita
sampai usia dewasa. Perbedaan perkembangan tersebut terdapat pada berbagai
bidang, sesuai dengan usia masing-masing peserta didik.
Misal, perkemabangan anak didikatau peserta
didik pada usia balita, mereka masih sengan bermain-main dengan dunia, belum
memikirkan masa depannya atau kesusahan yang akan dihadapi, mereka hanya asyik
dengan kehidupannya saat itu dan menikmatinya, walau zaman sekarang anak usia
balita sudah mulai bermain gadget untuk bermain dan menonton kartun yang mereka
sukai.
Perkembangan anak usia SD (Sekolah Dasar),
anak sudah mulai mengurangi masa bermainnya, mereka mulai berfikir untuk tidak
hanya bermain-main, semisal, karena merekasudah mulai masuk sekolah dasar,
mereka sudah diberi tugas oleh guru-guru masing, dari mulai tugs berhitung
sampai menghafalkan, mereka mulai mencari hobi atau kesenangan, atau pekerjaan
yang mereka sukai, dengan hal itu biasanya yang nantinya akan membangun pikiran
mereka tentang apa yang mereka cita-citakan. Mereka sudah mulai belajar untuk
mengurusi dirinya sendiri.
Perkembangan memasuki usia remaja awal,
mereka mulai mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka alami atau rasakan
saat usia anak-anak, misalnya: berhias diri ‘berdandan’, mulai tertarik dengan
lawan jenis, karena pada masa remaja anak-anak mengalami masa pubertas awal,
diamana mereka sudah merasa butuh cantik atau tampan. Selain itu, mereka
mempunyai tingkat kemaluan yang tinggi, misalnya: mereka sudah membatasi
berteman dekat dengan lawan jenis. Perkembangan emosi paa usia remaja tergolong
masih labil.
Sedangkan ketika memasuki usia remaja tengah
sampai akhir, kisaran usia SMA (Sekolah Menengah Atas), dalam segi emosinya
sudah mulai stabil. Sifat kedewasaan semakin tinggi, biasanya mereka sudah
mulai merancang masa depan, memimpikannya dan berekspetasi. Rasa tanggung jawab
dalam dirinya juga sudah semakin besar. Sudah tidak bermain-main lagi seperti
pada usia remaja awal. Terkadang mereka sudah bisa menyelesaikan masalahnya
sendiri.
Memasuki usia dewasa, emosi sudah terkontrol
dengan baik, walaupun pada usia dewasa masalah-masalah sudah mulai banyak yang
dihadapi, mereka sudahmulai memanage kehidupannya, misalnya, yang paling banyak
dialami yaitu memanage keuangan mereka untuk tabungan masa depan.
Meskipun perkembangan dari usia balita sampai
dewasa itu berbeda-beda , tetapi potensi dalam diri seorang peserta didik sudah
ada sejak usia balita.
C.
Teori-teori perkembangan pendidikan
1.
Environmentalisme
Teori ini menyatakan perkembangan dilakukan oleh lingkungan, dikemukakan
oleh Jhon Locke filsuf asal inggris(1632-1704). Pada saat jiwa dalam kondisi
lunak yaitu pada usia dini, anak-anak mudah dididik menurut kemauan
pendidiknya. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses
asosiasi,repetisi,imitasi, dan reward and
punishment.
2.
Naturalisme
Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan cara-caranya sendiri
melihat,berpikir, dan merasa. Alam seperti guru yang mendorong anak
mengembangkan kemampuan berbeda-beda di tingkat pertumbuhan yang berbeda. Teori
ini dikemukakan Jean Jecques R. (1712-1778) dalam bukunya yang berjudul Emile. Belajar ari alam anak-anak
mungkin berubah mungkin tidak, tetapi anak tetap saja menjadi pribadi yang utuh
dan kuat. Karena setiap anak sejak lahirnya sudah memiliki potensi baik, jika
berubah berarti karena lingkungan.
3.
Etologis
Etologi adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam konteks
evolusi. Teori ini dikemukakan oleh antara lain Darwin, Lorenz Tindbergen, dan
Bowlby. Charles Darwin (1809-1882) menyatakan bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh seleksi alam. Konrad Lorenz (1903-1989) dan Niko Tindbergen
(1907-1988) Menyatakan insting ikut berkembang karena menjadi adaptif dalam lingkungan tertentu dan insting
memerlukan lingkungan yang tepat untuk berkembang dengan benar (Crain,2007:64).
Jhon Bowlby (1907-1990) perkembangan manusia ditentukan lingkungan yang
diaadaptasinya. Untuk mendapatkan perlindungan anak-anak harus mengembangkan
tingkah laku kemelekatan (attachment) yaitu sinyal yang mempromosikan dan
mempertahankan kedekatan anak dengan pengasuhnya (bowlby,1982:182).
4.
Komparatif dan organisnik
Teori ini dikemukakan Heinz Werner (1890-1964) menyatakan bahwa perkembangan
tidak hanya sekedar mengacu kepada peningkatan ukuran, tetapi perkembangan
mencakup perubahan-perubahan di dalam struktur yang dapat didefinisikan menurut
prinsip ontogenik. Disampingitu prinsip ontogenik harus merupakan dasar
perbandingan pola-pola perkembangan di beragam wilayah, spesies, dan kondisi
patologis yang berbeda.
5.
Perkembangan kognitif
Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan
berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Tahap berpikir manusia
menurut Piaget bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget menemukan bahwa
anak-anak melewati tahap-tahap perkembangan kognitif dengan urutan yang tidak
pernah berubah dengan keterauran yang sama (Crain,2007:171)
6.
Perkembangan moral
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg (New York).
Kohlberg sangat tertarik dengan karya Piaget yang berjudul The Moral Judgment Of The Child. Ketertarikannya tersebut
mendorongnya untunk melakukan penelitian tentang proses perkembangan
“Pertimbangan Moral” pada anak didik. Berdasarkan penalaran-penalaran yang
diberikan responden dalam merespon dilema moral yang dihadapinya, Kohlberg
percaya bahwa konsep kunci untuk memahami perkembangan moral adalah
internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dan perilaku yang dikendalikan
secara eksternal menjadi internal (Moshman, 2005:74).
7.
Pengondisian klasik
Teori ini dikemukakan oleh Ivan Pavlov (1849-1936) yang menyatakan bahwa
perkembangan manusia berasal prinsip stimulus dan respon. Melalui eksperimennya
Pavlov menemukan bahwa pengondisian dapat menimbulkan respon-respon bawaan
terjadi secara spontan melalui latihan berulang-ulang.
8.
Pengondisian operan
Dikemukakan Skinner (1905-1990). Untuk menemukan teori pengondisian operan
sebagai sebuah teori perkembangan Skinner membuat “Skinner Box”. Di dalam kotak
tersebut mencobakan perkembangan pengetahuan latihan yang disertai dengan
reward dan punishment.
9.
Pemodelan
Dikemukakan Albert Bandura yang menyatakan bahwa perkembangan manusia
(peserta didik) merupakan hasil interaksi antara faktor hereditas dan faktor
lingkungan.
10. Sosial-historis
Dikemukakan oleh Vygotsky (1896-1934) menyatakan bahwa konteks sosial
merupakan hal yang sangat berperan penting dalam proses belajar seorang anak
dalam mengembangkan kemampuan berfikir anak.
11. Psikoanalitik
Teori ini digagas oleh Sigmund Frued (1856-1939) yang menekankan pada
pentingnya peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang dialami anak khususnya
situasi kekacauan mental. Menurut Frued perkembangan seseorang digambarkan
sebagai sejumlah tahapan psikoseksual yang digambarkan pada tahapan-tahapan :
tahap oral, tahap anal, tahap phallic, tahap laten, dan genital
(Santrock,1995:22).
12. Psiko-sosial
Teori ini digagas Erik Erikson (1902) yang menyatakan bahwa perkembangan
terjadi sepanjang kehidupan manusia. Ia meyakini bahwa setiap tahap
perkembangan berfokus pada upaya penanggulangan konflik. Maka, kesuksesan atau
kegagalan menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap perkembangan.
13. Perkembangan bahasa
Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky (1928). Ia menyatakan kemampuan
berbahasa adalah bawaan manusia yang tidak dimiliki mahluk lain. Kemampuan
berbahasa telah dibawa manusia sejak lahir.
14. Humanistik
Penggagas aliran ini adalah Abraham Maslow (1908-1970). Menurut Maslow
pertumbuhan dan perkembangan manusia ditentukanoleh hakikat batin yang esensial
dan biologis. inti batin manusia mendorongnya untuk mencapai perealisasian
kemanusiannya seutuhnya. Dengan kata lain Maslow menyatakan hanya manusia yang merdeka
dari tekanan budaya yang dapat mencapai kesempurnaan perkembangannya.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta didik adalah seorsng individu yang
belum dewasa yang masih membutuhkan bimbingan dari orang lain, dan seorang
individu yang mempunyai potensi dalam dirinya.
Potensi peserta didik bisa berkembang sesuai
dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut. Pertumbuhan
adalah suatu perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu lebih mengarah pada
perubahan fisik. Contoh: perubahan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala,
lingkar pinggang, dsb. Perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat
kualitatif, yaitu lebih mengarah pada psikis peserta didik. Misalnya: emosi,
pola pikir, bersosial, dsb.
Pertumbuhan dan perkembangan pada peserta
didik berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia.
Perkembangan pada peserta didik disertai
dengan berbagai teori, sebagai berikut: environtmentalisme, naturalisme,
etologis, komparatif dan organismik, kognitif, moral, pengondisian klasik,
pengondisian operan, pemodelan, sosial-historis, psikoanalitik, psiko-sosial,
perkembangan bahasa, dan humanistik.
B.
Saran dan Kritik
Makalah yang kami buat ini sangatlah banyak
kekurangan, dari segi kata karena kurangnya referensi dan pengetahuan yang kami
miliki. Karena kelebihan semata hanya milik Allah semata. Maka dari itu kami
membutuhkan saran dan kritik yang membangun, supaya ke depannya kami bias lebih
baik lagi. Dan kami berharap semoga makalah ini bisa member kemanfaatan bagi
kalian semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Masganti. 2012. Perkembangan Peserta
Didik. Medan: PT. Perdana Publishing.
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Ramli, Muhammad. 2015. “Hakikat
Pendidik dan Peserta Didik” dalam Jurnal Tarbiyah
Islamiyah. Vol. 5. No.1.
Zuhairini, dkk. 2012. Filsafat
Pendididikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
BIOGRAFI
Husna Hidayati.Lahir
di Pemalang, 11 Oktober 1999. Pemakalah saat ini tinggal di Desa Serang,
Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Saat ini sedang menempuh pendidikan
S1-nya di STIT Pemalang, dan mengambil prodi PAI. Pemakalah mempunyai cita-cita
menjadi guru (pendidik).
|
|
Nurul Fuadah. Lahir di
Purworejo, 17 Agustus 1998. Pemakalah berasal dari Desa Lubanglor, Butuh,
Purworejo. Saat ini bertempat tinggal di Dukuh Jayim, Desa Randudongkal,
Pemalang, sambil mengenyam pendidikan pesantren di Pon-Pes Roudlotut Tholibin
Hidayatul Qur’an, sambil menempuh pendidikan S1-nya di STIT Pemalang, dan
mengambil Prodi PAI. Pemakalah dalam
hidupnya memiliki motto “Man Jadda Wajada” dengan prinsip ‘think
before do’.
|
|
Umi Jazimah. Lahir di
Pemalang, 15 Oktober 1999. Berasal dari desa Mandiraja, kecamatan Moga.
Sekarang pemakalah tinggal di pesantren Al-Munawwar, Banyumudal sambil
menempuh pendidikan S1-nya di STIT Pemalang dengan program studi Pendidikan
Agama Islam. Dengan kegemarannya menulis, pemakalah becita-cita menjadi
penulis dan arsitek. Motto hidupnya adalah “kullu syai’in khikmatun”.
|
[1]M. Ramli. 2015. “Hakikat Pendidik dan Peserta Didik”
dalam Jurnal Tarbiyah Islamiyah. Vol. 5. No.1. Hal. 28
[2]Drs. H. Abu Ahmadi dan
Dra. Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2001. Hal. 251
[3]Dra. Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT.
Bumi Aksara. 2012. Hal. 170-171
[4]Dr. Masganti, S.IT.,
M.Ag. Perkembangan Peserta Didik.
Medan: PT.Perdana Publishing. 2012. Hal. 1
[5]Dr. Soemiarti
Patmonodewo. Pendidikan Anak Prasekolah.
2003. Jakarta:PT. Rineka Cipta. Hal. 20
[6]Ibid.
PDF DAPAT DIUNDUH DISINI
If you're trying to lose kilograms then you absolutely have to jump on this totally brand new custom keto meal plan.
BalasHapusTo design this keto diet, licensed nutritionists, fitness couches, and chefs united to develop keto meal plans that are useful, suitable, price-efficient, and delightful.
From their grand opening in January 2019, thousands of people have already transformed their body and health with the benefits a good keto meal plan can provide.
Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones provided by the keto meal plan.