SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


                                                                           
MAKALAH
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
ILMU PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :Nisrokha, S.Pd.I., M.Pd.










Disusun Oleh :
Aulia Romadhona   (3180010)
Umi Jazimah              (3180011)


Sekolah tinggi ilmu tarbiyah (STIT) pemalang
jl .D.I Panjaitan Km.3 Paduraksa-Pemalang
Telp : 0284-3237-41, fax 0284-323113, email: stitpemalang@yahoo.co.z


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segenap kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga. Sholawat dan salam semoga tetap mengalir pada junjungan umat manusia dan uswatun khasanah di jagat raya, beliau nabi Muhammad SAW.
            Kami menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan baik isi maupun lainnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran serta kesan dari pembaca.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat tersusun dengan tepat.
Harapan penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembca pada umumnya. Penyusun menyadari bahwa di dalam menyusun makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, segala saran dan kritik dari pembaca sangat  kami nantikan untuk penyempurnaan makalah ini.
            Akhirnya, semua ini dikembalikan kepada Allah SWT karena hanya Dialah yang mencipta, mengatur, dan mengatur segala sesuatu dengan sangat baik.








BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pendidikan Nasional Indonesia yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia disusun dalam sebuah sistem pendidikan nasional . sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berlandaskan kepada kebudayaan Indonesia dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristaliasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Penyelenggaraan sistem pendidikan Nasional disusun sedemikian rupa , meskipun secara garis besar terdapat persamaan dengan sistem pendidikan nasional bangsa lain.
Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) yang dibangun sejak dahulu hingga sekarang ini, pada kenyataannya belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa mendatang. Era reformasi yang sudah berupaya merekontruksi sisdiknas pun harus berhadapan dengan kepentingan-kepentingan kekuasaan. Selain itu, program pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang disampaikan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan Indonesia.

B.     Rumusan Masalah

1.      Pengertian sistem
2.      Pendidikan sebagai suatu sistem
3.      Pengertian pendidikan nasional
4.      Pendidikan nasional sebagai suatu sistem
5.      Dasar, tujuan, dan fungsi pendidikan nasional     

C.      Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah menjelaskan tentang sistem pendidikan nasional dan yang berkaitan dengannya dan menjabarkan pada hasil dari rumusan masalah yang telah disebutkan.



BAB II

PEMBAHASAN

A.     Sistem

Pengertian system menunjuk kepada 2 hal pokok, yaitu (1) kepada sesuatu wujud (entity) atau benda tertentu, dan (2) kepada suatu tata cara atau metode pemecahan masalah, yang dikenal sebagai pendekatan sistem. Pendekatan system digunakan orang dalam rangka memahami sesuatu sebagai keseluruhan yang terpadu dan atau dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan tertentu, misalnya tentang pendidikan nasional.[1]

Oleh karena konsep sistem (system concept) merupakan dasar untuk munculnya pandangan sistem (system view) dan pendekatan sistem (system approach) maka sebelum kita membahas pendidikan sebagai suatu sistem, kita kaji terlebih dahulu tentang konsep sistem dan pendekatan sistem.

1.     Konsep Sistem

Terdapat empat hal pokok yang perlu kita pelajari dalam rangka memahami konsep sistem, yaitu definisi sistem, jenis-jenis sistem, ciri-ciri sistem, dan model sistem.

a.       Definisi sistem

Istilah system berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.

b.      Jenis-jenis sistem

Ragam wujud system dibedakan menjadi jenis-jenis sistem. Berdasarkan pengelompokan jenis system menurut Gordon B. Davis, Wiliam A. Shrode dan DanVoich (Tatag M. Amirin, 1996:59-61)[2], kita dapat mengenal jenis-jenis sebagai berikut.

1)     Berdasarkan wujudnya, system dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

a)     Sistem fisik, contohnya: mobil, komputer, televisi, tape recorder, jam tangan;

b)     Sistem konseptual, contohnya: ideologi, filsafat, ilmu;

c)      Sistem biologi, contohnya: manusia (tubuhmanusia), sebatang pohon, seekor hewan;

d)     Sistem social, contohnya: keluarga, sekolah, dan berbagai organisasi.

2)     Berdasarkan asal-usul kejadiannya system dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a)     Sistem alamiah, misalnya sistem tata surya;

b)     Sistem buatan manusia atau a man made system, misalnya pendidikan, computer, sepeda motor, organisasi kemahasiswaan.

3)     Berdasarkan daya gerak yang ada di dalamnya system dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a)     Sistem mekanistik (deterministik), seperti jam tangan, sepeda motor;

b)     Sistem organismik (probabilistik), seperti hewan, organisasi;

4)     Berdasarkan hubungan dengan lingkungannya, system dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a)     Sistem terbuka, yaitu sistem yang berinteraksi dan memiliki ketergantungan kepada lingkungan atau sistem-sistem lain yang ada di dalam supra sistemnya, mengambil input dari lingkungannya dan memberikan output kepada lingkungannya;

b)     Sistem tertutup (kebalikan dari system terbuka), yaitu sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan.

c.       Ciri-cirisistem[3]

1)     Hierarchy. Suatu system terdiri dari sejumlah sub system atau komponen.

2)     Differentiation. Setiap sub system atau komponen yang membentuk system melakukan system khusus.

3)     Interrelated and interdependence. Setiap komponen pembentuk system saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lainnya.

4)     Wholism. Semua komponen yang membentuk system merupakan keseluruhan  yang kompleks dan terorganisasi.

5)     Goal Seeking. Setiap system memiliki tujuan karena itu setiap kegiatan atau perilakunya mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut.

6)     Transformation. Untuk mencapai tujuan, setiap system melakukan transformasi, yaitu mengubah input menjadi output.

7)     Feed and correction. Untuk kelangsungan hidup dan mempertahankan prestasinya setiap system melakukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi berdasarkan umpan balik.

8)     Equifinality. Pada setiap system terbuka keadaan akhir yang sama dapat dicapai dari berbagai macam titik tolak; hasil yang sama dapat dicapai melalui cara-cara atau aneka macam sebab yang berbeda.

9)     Setiap system berada di  dalam suatu lingkungan berupa suprasistem yang terdiri atas berbagai sistem yang secara keselurahan membangun suatu system besar.

10)  System Boundaries. Setiap system memiliki batas-batas pemisah dari lingkungannya atau system lainnya.

11) Sekalipun system memiliki batas-batas pemisah dari linkungannya, namun ada sistem yang bersifat terbuka dan ada pula yang bersifat tertutup.

 

 

d.       Model sistem

Suatu system biasanya disajikan dalam bentuk model. Menurut Elias M .Awad, model adalah suatu representasi sistem yang nyata atau yang direncanakan, sedangkan Murdick dan Ross menjelaskan bahwa model merupakan abstraksi realitas, namun karena model tidak mampu menyajikan realitas secara rinci atau detail maka model hanya menyajikan bagian-bagian atau cirri-ciri tertentu yang penting saja dari realitas (Tatang M. Amirin, 1996:78).

2.      Pendekatan Sistem

Sebagai mana telah dikemukakan dan diintegrasikan ke dalam pemikiran kita maka kita akan memiliki suatu pandangan sistem, adapun aplikasi pandangan system dalam upaya memahami sesuatu atau memecahkan permasalahan tertentu disebut pendekatan sistem (system approach). Hal ini sebagai mana dikemukakan Bella H. Banathy (1968:13) bahwa “the systems approach appears to be the application of the system view or system thinking to human endeavors”.

Menurut Johnson, dkk, pendekatan sistem, meliputi penggunaan berbagai konsep yang serasi dari teori system umum dalam rangka memahami teori organisasi dan praktik manajemen.

B.     Pendidikan  Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan merupakan suatu sistem, demikian pula pendidikan nasional.  Ditinjau berdasarkan asal-usul kejadiannya, system pendidikan maupun system pendidikan nasional tergolong ke dalam system buatan manusia; berdasarkan wujudnya tergolong ke dalam system sosial, sedangkan apabila ditinjau dari segi hubungan dengan lingkungannya tergolong ke dalam system terbuka.

Adapun system pendidikan nasional berada bersama sistem-sistem lainnya (seperti system ekonomi, system politik, system sosial budaya) di dalam suatu suprasistem. Suprasistem bagi system pendidikan nasional adalah masyarakat nasional yang tak lepas dari konteks hubungan dengan masyarakat internasionalnya.

Sebagai system terbuka, system pendidikan nasional mengambil input dari lingkungannya atau suprasistemnya. Pada dasarnya terdapat 3 jenis sumber input utama bagi system pendidikan, yaitu (1) ilmu pengetahuan, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan yang berlaku di masyarakat; (2) penduduk dan tenagakerja yang tersedia; dan (3) faktor ekonomi. Dari ketiga sumber input ini terbentuklah berbagai komponen atau subsistem, sub-sub sistem, dan seterusnya secara hierarkis. Terdapat dua jenis transformasi di dalam system pendidikan nasional, yaitu pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Output system pendidikan nasional adalah manusia terdidik yang diperuntukan bagi lingkungannya, selain itu dihasilkan pula feed back untuk perbaikan dalam rangka transformasi berikutnya.

C.      Pengertian Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berasas Undang-undang Dasar 1945 dan pancasila dengan disertai akar nilai-nilai agama serta  keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia[4].

Pendidikan nasional juga dapat diartikan sebagai pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.[5]

D.     Pendidikan Nasional SebagaiSuatuSistem

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang dicita-citakan dalam pembangunan nasionalnya pemerintah dan bangsa Indonesia menyelenggarakan pendidikan nasional. Yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 ayat (2) UU RI No.20 Tahun 2003). Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan nasional sebagai system atau system pendidikan nasional adalah “keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.”

 

E.      Dasar, Tujuan, dan Fungsi Pendidikan Nasional

v  Dasar pendidikan nasional[6]

1.      Undang-undang tentang pendidikan dan pengajaran no. 4 tahun 1950, no.2 tahun 1945, BAB III pasal 4 yang berbunyi : pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam pancasila, UUD RI, dan kebudayaan bangsa Indonesia.

2.      Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966 Bab II pasal 2 yang berbunyi : dasar pendidikan adalah falsafah Pancasila.

3.      Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983, dan GBHN 1988 Bab IV bagian pendidikan berbunyi : pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.

4.      Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian pendidikan yang berbunyi : pendidikan nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945)

5.      Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Dengan demikian menjadi jelas bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No.2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003.

v  Tujuan pendidikan nasional[7]

Tujuan pendidikan nasional memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.

1.      Tujuan umum pendidikan nasional adalah pancasila.

2.      Tujuan institusional, merupakan tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikantertentu untuk mencapainya.

3.      Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran

4.      Tujuan instruksional, tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan penguasaan materi pokok bahasan/sub pokokan bahasa dari sana.

 Dari beberapa tujuan pendidikan yang telah disebutkan, dan disimpulkan bahwa adanya pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mampu menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

v  Fungsi pendidikan nasional

Fungsi dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

 

 

 

KESIMPULAN

Dari penjabaran makalah yang telah  disebutkan, dapat diketahui bahwa:

ü  Sistem merupakan sebuah struktur fungsional yang tersusun dari bagian-bagian yang berhubungan secara sistematik untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

ü  Pendidikan nasional menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 2 disebutkan pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

ü  Dasar sistem pendidikan nasional tertera dalam ketetapan MPR, UUD 1945, dan sumber konkrit lainnya.

ü  Tujuan dari adanya sisdiknas tidak lain adalah guna menciptakan potensi peserta didik yang unggul baik dalam segi jasmani maupun rohaninya.

ü  Fungsi sisdiknas disimpulkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

      Gunawan, imam. 2018. System pendidikan nasional Indonesia . diakses    dari        http://www.sistempendidikannasional.html, pada 9 maret 2019 pukul   09.40

     Qomariyah, S. 2018. Makalah system pendidikan nasional Indonesia. Diakses dari https://www.academia.edu. Pada 19 maret 2019 pukul 08.52

     Wahyudin, din dkk. 2007. Pengantar pendidikan. Jakarta : universitas terbuka

     “dasar dan tujuan pendidikan nasional” diakses dari http://belajarberpendidik.blogspot.com pada 21 maret pukul 10.37

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIOGRAFI PENYUSUN

 

                                               

Penyusun dengan nama Aulia Romadhona beralamat  di Kuta, Bantarbolang. Kegemarannya adalah membaca, dan penyusun merupakan salah satu alumnus SMA Muhammadiyah 2 Pemalang.

 

Penyusun bernama Umi Jazimah, sekarang tinggal di pondok pesantren Al-Munawwar, Banyumudal-Moga dan sekarang sedang mengenyam pendidikan di STIT Pemalang dengan program study S1 Pendidikan Agama Islam.

 

 



[1]Drs. Dinn Wahyudin, M.A. dkk. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka. Hal 8.3
[2]Ibid., hlm 8.4
[3]Ibid., hal 8.5
[4]S Qomariyah “makalah system pendidikan indonesia” diakses dari https://www.academia.edu, pada 19 maret 2019 pukul 08.52
[5]Imam gunawan,”system pendidikan nasional Indonesia” diakses dari http://www.sistempendidikan nasional.html, pada 19 maret 2019 pukul 09.40
[6]“dasar dan tujuan pendidikan nasional” diakses dari http://belajarberpendidik.blogspot.com pada 21 maret 2019 pukul 10.37
[7]“Dasar dan tujuan pendidikan nasional” diakses dari http://belajarberpendidik.blogspot.com pada 21 maret 2019 pukul 0.03




PDF DAPAT DIUNDUH DISINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pertunjukan Musik

KEWIBAWAAN (GEZAG) DALAM PENDIDIKAN

DASAR, ASAS, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN