LINGKUNGAN PENDIDIKAN



MAKALAH
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Nisrokha, S.Pd.I., M.Pd




Disusun oleh :
Kelompok 9
1.   Galang Kusuma Aditya         (3180018)
2.   Mahmuzamil Ilham Fadli      (7180003)
3.   Risma Amalia                         (3180016)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG
2019







BAB I

PENDAHULUAN


Lingkungan pendidikan merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar. Dalam lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi. Namun, lingkungan tidak bisa diartikan secara sempit sebagai alam sekitar di luar manusia/individu saja. Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik, seperti suasana kehidupan beragama, nilai-nilai, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang berkembang, kedua lingkungan tersebut hadir secara kebetulan, yakni tanpa diminta dan direncanakan oleh manusia
Lingkungan mempunyai peranan penting dalam penentu keberhasilan suatu kegiatan belajar-mengajar. Lingkungan pendidikan bukan hanya yang ada di sekolah. Namun lingkungan pendidikan dapat dibagi menjadi; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan dibahas di makalah ini.





BAB II

PEMBAHASAN


A.      Pengertian Lingkungan dan Lingkungan Pendidikan

Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) dalam buku M. Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.[1]
Menurut Mohammad Surya, lingkungan adalah segala hal yang merangsang individu, sehingga individu turut terlibat dan mempengaruhi perkembangannya.[2]
Menurut Zakiah Daradjat, dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain, lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh manakah seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa pengetahuan tentang lingkungan bagi para pendidik merupakan alat untuk dapat mengerti, menjelaskan dan mempengaruhi anak secara baik.
Sedangkan Pendidikan atau dalam bahasa arab tarbiyah dari sudut pandang etimologi berasal dari tiga kelompok kata yaitu 1). Rabaa yarbuu yang berarti bertambah dan bertumbuh, 2). Rabiya yarba yang berarti menjadi besar, 3). Rabba yarubbu yang berarti memperbaki, menguasai urusan, menuntut, menjaga, dan memelihara. Pendidikan harus dipahami sebagai suatu proses. Proses yang sedang mengalami pembaruan atau perubahan ke arah yang lebih baik.[3]
Menurut Ahmad Tafsir adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Satu diantaranya dengan cara mengajarnya yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu ditempuh juga usaha lain, yakni memberikan contoh (teladan) agar ditiru, membiasakan, memberikan pujian dan hadiah, dan lain-lain.
Pendidikan juga merupakan seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik/guru kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani maupun rohani, secara formal, informal maupun non-formal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi, baik nilai insaniyah atau ilahiyah
Jadi, dari beberaa penjelasan tentang pengertian lingkungan dan pendidikan, penulis dapat simpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah.

B.      Macam-macam Lingkungan Pendidikan

1.      Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. [4]
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.[5]
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak yang nemberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental serta fisik anak dalam kehidupannya.
Jenis-jenis Keluarga :
a.         Berdasarkan keanggotaanya, keluarga dibedakan menjadi Keluarga Batih atau keluarga inti ( nuclear Family), yaitu keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga inti merupakan bagian dari lembaga sosial yang ada pada masyarakat. Bagi masyarakat primitif yang mata pencahariaannya adalah berburu dan bertani, keluarga sudah merupakan struktur yang cukup memadai untuk menangani produksi dan konsumsi. Keluarga merupakan lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga lainnya berkembang karena kebudayaan yang makin kompleks menjadikan lembaga-lembaga itu penting. [6] Serta Keluarga luas (Extended family) yakni keluarga terdiri dari beberapa keluarga batih. Keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.[7] Keluarga luas meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.[8]
b.        Berdasarkan garis keturunan, keluarga terdiri dari tiga jenis, diantaranya keluarga patrilinear ( garis keturunan ditarik dari pria atau ayah), keluarag matrelinear (garis keturunan ditarik dari wanita atau ibu) dan keluarga bilateral (garis keturunan ditarik dari kedua belah pihak).
c.         Berdasarkan kekuasaanya, keluarga terdiri dari keluarga patriarhat (dominasi berada dipihak ayah) matriath ( dominasi ditangan ibu) dan equalitarian ( ayah dan ibu mempunyai kekuasaan yang sama).
d.        Serta keluarga berdasarkan bentuk perkawinan, status sosial ekonomi, dan keluarga berdasarkan keutuhan.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.[9]
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a.         Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.        Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.         Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Fungsi Keluarga :
            Yaitu sebagai fungsi biologis, ekonomi, edukatif, religius, sosialis, rekreasi, orientasi dan lain-lain. Selain itu, orang tua (ayah dan ibu) berperan sebagai pengemban tanggung jawab pendidikan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan yang bersifat wajar atau informal juga sebagai peletak dasar pendidikan anak.

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
a.         Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
b.        Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c.         Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
d.        Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
e.         Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
f.          Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
g.         Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
h.        Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
i.           Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.[10]
Tujuan dan Isi Pendidikan dalam Keluarga yaitu agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama bermoral dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab.
Pendidikan keluarga berfungsi sebagai :
a.         Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
b.        Menjamin kehidupan emosional anak dan masa depan anak.
c.         Menanamkan dasar pendidikan moral.
d.        Memberikan dasar pendidikan sosial.
e.         Meletakkan dasar-dasar pendidikan bagi anak-anak.

Karateristik pendidikan dalam keluarga antara lain:
a.         Pendidikan dalam keluarga lebih menekankan pada pengembangan karakter.
b.        Peserta didiknya bersifat heterogen.
c.         Isi pendidikanya tidak terprogram secara formal/ tidak ada kurikulum tertulis.
d.        Tidak berjenjang.
e.         Waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relatif lama.
f.          Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar.
g.         Evaluasi pendidikan tidak sistematis.
h.        Credentials tidak ada dan tidak penting.

2.      Sekolah
Istilah sekolah berasal dari kata Yunani yaitu Schole ( latin : Schola ; Inggris : School). Pada awalnya di Yunani masih mengenal perbudakan, Schole berarti “bebas dari perbudakan”. Kemudian istilah ini berubah arti sebagai tempat dimana orang melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangan diri tadi.
Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang memiliki tugas khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Komponen sekolah antara lain : 1. Tujuan Pendidikan, 2. SDM, 3. Kurikulum, 4. Media Pendidikan, 5. Sarana, prasarana dan fasilitas, 6. Pengelola Sekolah. Adapun tiga komponen utama sekolah adalah peserta, guru dan kurikulum.
Tujuan pendidikan Sekolah antara lain :
- Fungsi Transmisi
- Fungsi Sosialis
- Fungsi Integritasi Sosial
- Fungsi Pengembangan Kepribadian Anak Didik
- Fungsi Inovasi


Karakteristik pendidikan di sekolah adalah :
1.      Secara nyata, pendidikan di sekolah lebih menekankan kepada pengembangan kemampuan intelektual.
2.      Peserta didiknya bersifat homogen.
3.      Isi pendidikannya terprogram secara formal.
4.      Berjenjang dan bersinambungan.
5.      Waktu pendidikan terjadwal secara ketat, relatif lama.

3.      Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berintegrasi secara terorganisasi , menempati daerah tertentu dan mengikuti cara hidup atau budaya tertentu. Ada dua jenis masyarakat, yaitu masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Dalam konteks pendidikan, masyarakat adalah lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar dari pendidikan sekolah.
Adapun fungsi masyarakat sebagai lingkungan pendidikan, karena masyarkat merupakan tempat berlangsungnya pendidikan bagi anak dan didalam masyarakat terdapat berbagai sumber belajar anak.
Pendidikan anak dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pelengkap, penambah dan mungkin juga pengembang pendidikan di dalam keluarga dan sekolah, bahkan dapat berfungsi sebagai pengganti pendidikan di sekolah.
Karakteristik pendidikan di masyarakat antara lain :
1.      Secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis.
2.      Peserta didiknya bersifat heterogen.
3.      Isi pendidikannya ada yang terprogram secara tertulis ada juga yang tidak.
4.      Dapat berjenjang dan bersinambungan ataupun sebaliknya.
5.      Waktunya terjadwal secara ketat atau tidak terjadwal, lama pendidikannya bersifat relatif.


C.      Perbedaan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah

1.      Lingkungan keluarga mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1)     Merupakan lembaga pendidikan tertua.
2)     Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
3)     Bersifat informal.
4)     Bersifat kodrati.
5)     Bersifat seumur hidup.
6)     Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
7)     Keluarga sebagai pengalaman pertama dalam masa kanak-kanak
8)     Dibedakan atas pendidikan prenatal dan postnatal.
2.      Lingkungan sekolah mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1)     Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua.
2)     Bersifat formal.
3)     Diselenggarakan oleh instansi tertentu baik milik pemerintah   maupun swasta.
4)     Adanya guru sebagai pembimbing.
5)     Waktunya terbatas.
6)     Ditempuh dalam kurun waktu tertentu.
7)     Dibatasi usia.
8)     Berjenjang.
9)     Terdapat system penilaian dan diakhir tahun ajaran peserta didik       akan menerima raport atau hasil studi.

D.     Kerjasama Antara Keluarga dan Sekolah

      Sistem pendidikan di sekolah menempatkan anak dalam kelompok tertentu berdasarkan tingkat kemampuan dan usia yang relatif sama. Hal itu mengakibatkan anak mempunyai interaksi yang lebih intens dengan teman sebaya. Sedangkan di dalam keluarga anak berada di bawah kendali orang tua. Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruangan sekolah. Hubungan antara keluarga dan sekolah terjadi pada kerja sama orang tua dengan pihak guru. Kerja sama tersebut dibutuhkan untuk memantau kemajuan anak dalam proses pendidikan, baik kemajuan dalam ranah intelektual maupun psikologis.
  Kerja sama antara sekolah dan keluarga dapat dibangun melalui beberapa kegiatan berikut :
1.      Undangan orang tua dari sekolah
2.      Rapat tentang kasus.
3.      Adanya daftar nilai atau raport.



BAB III

 PENUTUP

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah.
Macam-macam lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga jenis lingkungan pendidikan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dan pengaruh yang berbeda pula. Namun, untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan, ketiga jenis lingkungan pendidikan tersebut perlu melakukan kerja sama.


DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Khirudin, Perbedaan Lingkungan Pendidikan yang Satu dengan yang Lain,       http://ahmadkhairudin5.blogspot.com/2011/03/perbedaan-lingkungan-      pendidikan-satu.html diunduh pada tanggal 18 Maret 2019.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, 2007, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
C.L., Jhonson, 1998, Ex Familia, New Benswick: Rutger University press.
Horton, Paul B., 1987, Sosiologi, Jakarta: Erlangga.
Muliawan, Jasa Unggah, 2005, Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta: Pustaka          Belajar.
Nurul Awwaliyah, Hubungan Keluarga dengan Sekolah, Hubungan Sekolah dengan    Masyarakat, dan Hubungan Keluarga dengan Masyarakat,   http://Awnurul.Wordpress.Com/2016/12/14/Hubungan-Keluarga         Dengan-Sekolah-Hubungan-Sekolah-Dengan-Masyarakat-Dan-Hubungan       Keluarga-Dengan-Masyarakat/ Diunduh Pada Tanggal 19 Maret 2019.
Purwanto, M. Ngalim, 2000, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja                       Rosdakarya Offset.
R.A. Baron dan Donn Byrne, 2005, Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga.
Surya, Mohamad, 2014, Psikologi Guru: Konsep dan Aplikasinya, Bandung: Alfabeta    CV.
Vangelis, Anita L., 2004, Handbook  of  Family, USA: Lawrence Elbraum Press.







BIOGRAFI PEMAKALAH

Galang Kusuma Aditya. Lahir di Pemalang, 4 November 1999.
Penulis merupakan lulusan dari SMA Negeri 2 Pemalang. Saat ini penulis yang mempunyai hobi berdagang dan bermimpi ini sedang menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang


Mahmuzamil Ilham Fadli, lahir pada Juli 1996 di Brebes, Jawa Tengah. Saat ini penulis yang tinggal di Pemalang ini sedang menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA).




Risma Amalia lahir pada 14 Desember 2000.
Sekarang ini ia sedang menempuh pendidikan di STIT Pemalang dengan program  studi Pendidikan Agama Islam (PAI).



[1] M. Ngalim Purwanto, 2000, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Bandung, hal. 28 
[2] Mohamad Surya, 2014, Psikologi Guru: Konsep dan Aplikasinya, Bandung: ALFABETA CV, hal. 34 
[3] Jasa Ungguh Muliawan, 2005, Pendidikan Islam Integratif, Yogyakarta: Pustaka Belajar, cet. ke-1, hal. 99

[4]  Sugeng Iwan, “Pengasuhan Anak dalam Keluarga”
[5] Baron, R. A dan Donn Byrne. Psikologi Sosial. ( Jakarta: Erlangga. 2003)
[6] Paul B. Horton. Sosiologi . (Jakarta: Erlangga. 1987) Hal 266
[7] Anita L. Vangelis. Handbook of Family Comunication. (USA:Lawrence Elbraum Press. 2004) hal 349.
[8] Jhonson, C.L.  Ex Familia. (New Brunswick: Rutger Universit Press.1998)
[9] Jhonson, C.L. ibid.
[10] Richard R Clayton. The Family, Mariage and Social Change. 2003 hal. 58





Komentar

  1. As claimed by Stanford Medical, It is indeed the SINGLE reason women in this country live 10 years longer and weigh 42 lbs lighter than we do.

    (And realistically, it has absolutely NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and absolutely EVERYTHING around "HOW" they are eating.)

    BTW, I said "HOW", not "what"...

    CLICK this link to find out if this quick questionnaire can help you find out your real weight loss potential

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Pertunjukan Musik

KEWIBAWAAN (GEZAG) DALAM PENDIDIKAN

DASAR, ASAS, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN